SAMPIT/tabengan.com – Usaha pertanian di Kabupaten Kotim cukup menjanjikan. Pasalnya, sebagian pasokan hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan warga Kotim masih didatangkan dari laur daerah. Ini merupakan peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan sektor ini, khsususnya tanaman pertanian yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
“Yang cukup bagus hasilnya kacang dan cabai. Pernah kami menanam jagung dan bawang merah tapi tidak berhasil. Kami pernah didata dan dijanjikan berbagai bantuan tapi sampai saat ini tidak ada realisasinya. Pemerintah lebih mengutamakan membantu tanaman pangan,” terang salah seorang petani di Desa Tinduk Kecamatan Baamang Kotim, Dony Hardjo, pekan lalu.
Dony meminta kepada pemerintah daerah untuk membantu petani hortikultura. Sejauh ini, mereka menggarap pertanian secara mandiri sehingga hasilnya pun belum memuaskan Dia mengakui, prospek pertanian masih sangat besar. Misalnya komoditas kacang tanah dan cabai, selama ini selalu habis terjual karena permintaan sangat tinggi. Bahkan pedagang harus mendatangkan berton-ton komoditas itu dari luar daerah.
“saya berharap pemerintah membantu kebutuhan petani hortikultura dalam mengembangkan usaha. Tujuannya agar kesejahteraan masyarakat, khususnya petani juga menjadi lebih baik,” tandasnya.
Sementara itu Anggota Komite II DPD RI, Hj Permanasari saat melakukan kunjungan ke Sampit meminta pemerintah pusat memilah jenis bantuan pertanian agar tepat sasaran dan membawa manfaat besar bagi petani dan sektor pertanian. Karena, terangnya, kebutuhan untuk tanaman pangan dan hortikultura berbeda. “Kalau disamaratakan, malah hasilnya bisa tidak maksimal,” tambahnya.
Menurutnya, sektor pertanian masih sangat menjanjikan karena pangsa pasarnya masih terbuka lebar. Indikasinya, Kalimantan Tengah, termasuk Kotawaringin Timur, masih mendatangkan beras dan sayuran dari daerah lain.
Kondisi itu harus ditangkap sebagai peluang yang harus dimanfaatkan secara maksimal. Apalagi potensi lahan potensial untuk pertanian masih cukup luas jika dimanfaatkan dengan baik. c-arb