PALANGKA RAYA/tabengan.com- Siapa yang tidak kenal dengan menu satu ini, yakni makanan khas dari daerah Jawa. Hampir semua kalangan pasti mengenalnya, baik tua, muda, pelajar, maupun pegawai pasti tahu dengan kuliner bernama pecel ini.
Pecel adalah kuliner berupa campuran sayuran bayam, pepaya, kenikir, singkong dengan dibubuhi sambal kacang dan dengan toping peyek udang atau ikan kering.
Seperti halnya yang menjadi makanan andalan di warung Mbah Cokro terletak di Jalan Rinjani yang telah berdiri sejak 1986 oleh Mbah Kusmiyani. Bahkan hasil jualan pecel, Mbah Kusmiyati bersama keluarga mampu menunaikan ibadah umrah pada tahun 2017 lalu.
“Saya datang ke Kalteng tahun 1981. Jualan pecel baru di tahun 1986,” ungkapnya. Lebih lanjut Mbah Kusmiyani mengatakan bahwa pecelnya khas dari Blitar, Kesamben.
“Beda pecel Blitar dengan lainnya seperti Kediri, Madiun. Pecel saya rasanya sedang, kalau Kediri dan Madiun biasa manis pedasnya kurang,” imbuhnya.
Selain itu disebutkan dia, selain pecel ada juga menu khas Jawa lainnya yaitu lodeh gudek dan oseng-oseng. Mbah Kusmiyani mengaku jika keadaan ramai dalam sehari bisa menghabiskan 8-9 kilogram beras.
“Nasi habis 8-9 kg dan ayam 4 kg. Waktu PSBB lalu sempat tutup 5 hari. Kemudian perlahan pelanggan sepi, cuma habiskan beras 3 kg. Banyak pembeli pesannya di bungkus,” ujarnya lagi.
Mbah Kusmiyani menambahkan menjual pecelnya se porsi mulai dari harga Rp16.000. Melalui jualannya ini dia mengaku telah menunaikan ibadah umroh pada bersama suami, Sujianto dan mampu menghidupi 5 anak dan 6 cucu. dsn