Terapkan Kearifan dalam Membakar Lahan

Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) Andrie Elia Embang foto bersama pihak siswa Sekolah Polisi Nasional (SPN) Polda Kalimantan Tengah (Kalteng), Desa Bukit Rawi, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau, Senin (13/7). TABENGAN/BOBY

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) Andrie Elia Embang menghimbau agar masyarakat dapat menerapkan prinsip kehati-hatian dan mempertahankan kearifan lokal ketika melakukan aktifitas membakar lahan saat berladang.

Hal ini disampaikannya ketika menjadi pemateri di Pembekalan Peningkatan Kemampuan Crisis Response Team (CRT) dan Fungsi Teknis Kepolisian 2020 di Sekolah Polisi Nasional (SPN) Polda Kalimantan Tengah (Kalteng), Desa Bukit Rawi, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau, Senin (13/7).

“Kearifan lokal yang dimaksud diantaranya memperhatikan tanda-tanda alam yang masih bisa diamati dalam menentukan waktu yang tepat untuk membakar lahan, kemudian membuat sekat bakar agar api tidak menjalar ke tempat lain. Selain itu, mempertahankan budaya gotong royong (handep) saat melakukan pembakaran lahan, serta mengoptimalkan kembali peran para tokoh masyarakat seperti kepala desa, damang kepala adat, kepala ladang dan lainnya,” ungkap Andrie kepada Tabengan, Senin (13/7)

Selain memberikan materi kepada ratusan peserta yang mengikuti kegiatan tersebut terkait kearifan lokal Dayak dalam menghindari kebakaran hutan dan lahan (karhutla), pria yang menjabat Ketua Harian Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng ini juga mengikuti upacara pembukaan bersama dengan Kapolda Kalteng Dedi Prasetyo dan jajarannya.

Andrie Elia juga menyempatkan untuk memaparkan materi soal Pemilihan Umum (Pemilu) yang demokratis, dengan tema ‘Dari Kita, Oleh Kita dan Untuk Kita’, kepada peserta pembekalan tersebut.

“Mari kita bersama-sama menciptakan pemilu yang demokratis, sebagai representasi dari kedaulatan rakyat dan bersama-sama memahami, bagaimana kearifan lokal suku Dayak dalam mengelola hutan dan lahannya untuk menghindari kebakaran serta kerusakan ekosistem kita,” pungkasnya. bob