Atasi Banjir dalam Kota Pangkalan Bun, Perlu Adanya Review Disain Drainase

Komisi C DPRD Kobar melakukan monitoring drainase dan saluran air yang kerap mampet pada saat curah hujan hal itu berdampak banjir dalam Kota Pangkalan Bun. TABENGAN/YULIANTINI

PANGKALAN BUN/tabengan.com – Melihat kondisi curah hujan saat ini yang begitu tinggi menyebabkan sebagian dalam Kota Pangkalan Bun, banjir, hendaknya dijadikan sarana bagi Pemerintah Daerah Kotawaringin Barat khususnya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk meningkatkan kualitas pembangunan drainase dan sistem pengelolaan air yang baik.

Wakil Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kobar Tuslam Amirudin banyaknya titik banjir dalam Kota Pangkalan Bun ternyata diakibatkan sistem pembuangan.dan saluran air yang tidak jalan bahkan ada saluran drainase yang mengalami pendangkalan.

“Berdasarkan hasil monitoring kami dari Komisi C, penyebab banjir yang terjadi di dalam kota Pangkalan Bun saat ini disebabkan juga oleh persoalan gorong gorong atau box culvert yang mampet, sehingga dengan adanya kondisi banjir saat ini. Dinas PUPR Kobar bisa melakukan kembali pengkajian dan evaluasi agar banjir tidak selalu terjadi, ” ujar Tuslam Amirudin yang juga sebagai Ketua Fraksi PAN – PKS di DPRD Kobar.

Menurutnya kondisi infrastruktur yang demikian menjadi bahan evalusi dan penataan kembali imfrastruktur yang ada dengan melakukan review kembali desain tentang drainase dan sistem pengelolaan saluran air.

“Kita mencari solusi agar banjir tidak menjadi langganan di beberapa titik yang ada didalam Kota Pangkalan Bun, kami harapkan Dinas PUPR Kobar mendisain ulang drainase yang ada agar mampu menampung debit yang tinggi jika terjadi curah hujan yang cukup tinggi seperti saat ini, perlu adanya perbaikan sistem pengelolaan saluran air,” ujar Tuslam Amirudin.

Menurut Tuslam hasil monitoring Komisi C ini akan disampaikan kepada pihak eksekutif, untuk peningkatan pembangunan di Kabupaten Kobar. Pasalnya Kobar merupakan kota Adipura, sangat memprihatinkan jika masih terjadi banjir karena masih lemahnya infrastruktur penunjang sistem pengelolaan saluran air.c-uli