Ekobis  

Tengkulak “Mainkan” Harga Petani Kalteng

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Dengan terjadinya pandemi Covid-19 saat ini, petani memang tidak terlalu kesulitan untuk menjual hasil panennya, namun harga jualnya lebih rendah karena “dimainkan” tengkulak. Di sisi lain, permintaannya juga sempat berkurang.

“Kalau sulit sih tidak (penjualan), tapi kami tidak bisa mengangkat harganya. Jadi berapa kemauan tengkulak, segitu harganya,” ungkap Abdul Kadir, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mekar Jaya saat ditemui di sela-sela pelaksanaan Pasar Tani Berkah, di Palangka Raya, Jumat (24/7).

Selain itu, saat kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya di daerah ini, permintaan terhadap hasil pertanian juga sempat berkurang.

“Biasanya yang ngambil itu 1 kuintal, namun berkurang hanya menjadi 70-50 Kg saja. Kalau sulit (penjualannya) sih tidak, namun permintaannya berkurang,” lanjutnya.

Gapoktan Mekar Jaya menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kalteng yang telah melaksanakan kegiatan Pasar Tani Berkah, karena sangat membatu para petani dalam melakukan penjualan hasil panennya secara langsung.

Pihaknya juga bisa mengangkat harganya dibandingkan dengan mereka menjualnya ke tengkulak. Selisih harga sayur-sayur tersebut mencapai Rp2.000 per Kg.

“Kalau hasil 100 Kg, maka penghasilannya akan sangat berbeda. Sehingga ini sangat membantu. Mudah-mudahan kegiatan ini dapat terus berlanjut. Kami siap melaksanakan pasar seperti ini untuk menyediakan hasil-hasil dari pertanian kami. Kami siap,” lanjutnya.

Dalam pelaksanaan pasar tani tersebut, kata Abdul Kadir, pihaknya membawa sekitar 1 ton lebih sayur-sayuran dan semuanya habis terjual. Gapoktan Mekar Jaya beranggota 100 orang lebih atau terdapat 6 kelomopok tani yang aktif. Ada yang berkebun sayur-sayuran, beternak ayam dan ikan, serta bertani. Dalam sehari, hasilnya bisa mencapai 5 kuintal. Hasil panen mereka tersebut, selain dijual di Pasar Tani Berkah, juga dijual ke tengkulak. dkw