PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) melalui Dinas Perpustakaan dan Arsip Kalteng menantang serta mengajak masyarakat di provinsi tersebut, untuk berpartisipasi menjadi duta baca 2020 yang terangkum dalam ajang pemilihan terkait.
Menurut Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kalteng Hj Sri Widanarni, penyelenggaraan pemilihan duta baca tersebut sebagai upaya menentukan figur yang nantinya berperan sebagai motor penggerak menumbuhkan minat baca di lingkup masyarakat.
“Pemilihan duta baca ini nantinya akan dibagi menjadi dua kategori, yaitu anak dan remaja, dimana pendaftarannya dimulai sejak 15-29 Agustus 2020 mendatang,” ujarnya kepada awak media ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya, Rabu (25/8). Dirinya menyebut untuk saat ini antusias pendaftar dinilai cukup memiliki animo yang baik.
Dari data yang ada, ujarnya, peserta pendaftaran sudah mencapai puluhan orang dan terus mengalami penambahan. Terkait seleksi yang dilakukan, akan dibagi menjadi tiga tahapan seperti seleksi berkas/administrasi, wawancara hingga nantinya final dengan konsep tatap muka. Wanita murah senyum itu menjelaskan memang sejak pengumpulan berkas, tim sudah melakukan penilaian atau seleksi.
Sehingga, ujarnya, dari tahapan itu ada 10 orang yang terpilih untuk mengikuti seleksi wawancara, sebelum memasuki tahapan final. “Nanti ketika final peserta masing-masing akan memaparkan gagasan atau ide miliknya, tentang bagaimana mengampanyekan program gemar membaca yang mampu menarik minat masyarakat,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, untuk ide yang dipaparkan itu, memiliki potensi untuk menjadi salah satu program kerja duta baca terpilih, yang nantinya disempurnakan serta disepakati bersama Dinas Perpustakaan dan Arsip Kalteng. Tahapan selanjutnya adalah usai memaparkan gagasan, peserta akan melaksanakan sesi tanya jawab bersama dewan juri.
Untuk itu, ujarnya, diharapkan melalui adanya Duta Baca Kalteng yang baru, mampu menggiatkan berbagai program serta kegiatan, yang berimplikasi pada peningkatan minat baca bahkan kecintaan terhadap buku.
Artinya, ketika itu benar-benar dioptimalkan, budaya membaca tidak lagi hanya menjadi milik peserta didik sekolah atau perguruan tinggi saja. Namun juga mampu menjadikan kebiasaan membaca/cinta buku secara positif, bagi masyarakat umum “Duta Baca ini nantinya akan memiliki kontrak kerja dengan kami, dan kedepan juga akan ada beberapa program seperti penobatan Bunda Literasi kepada Yulistra Ivo Sugianto Sabran dan pencanangan gerakan Kalteng membaca,” ujarnya mengakhiri.drn