SAMPIT/tabengan.com- Simpati warga terhadap LS (6) terus mengalir. Sejumlah bantuan dari instansi, pribadi maupun komunitas terus berdatangan untuk bocah korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh ibu kandung dan pacarnya itu.
Termasuk dari tokoh nasional Naniek S Deyang. Di media sosial pribadinya, Nanik menyatakan ingin mengadopsi LS dan memboyongnya ke tempat tinggalnya di Jakarta. Menyikapi itu, datuk LS, Rusmiati mengakui banyak warga yang hendak mengadopsi. Tidak hanya orang lokal namun juga orang dari luar daerah.
“Saya hormati niat baik mereka. Artinya banyak yang bersimpati dan sayang dengan LS. Namun, hingga saat ini kami dari keluarga tidak ada memutuskan apapun terkait hal ini,” ujarnya.
Terlebih, menurut Rusmiati, selepas perawatan dan pemulihan, LS akan ikut tinggal dengannya, sehingga otomatis ia dan suaminya akan merawat tumbuh kembang LS. Meski hidup seadanya, Rusmiati dan suami sanggup merawat LS dengan baik.
“Meski hidup seadanya suami hanya tukang ojek dan saya ada usaha warung kecil-kecilan di rumah, namun saya akan tetap berusaha mengurus dan merawat LS dengan baik,” tuturnya.
Kembali ke Sampit
Setelah menjalani penanganan medis di Rumah Sakit Awal Bros Betang Pambelum di Palangka Raya, LS telah kembali ke Sampit. Dia datang menggunakan mobil ambulans Polres Kotim dan langsung disambut oleh para pendamping, Kepala DPPPAPPKB Kotim Ellena Rosie dan sejumlah anggota LSM Lentera Kartini di rumah aman LSM Lentera Kartini di Kompleks Grand Akasia Sampit, Sabtu (29/8).
Kepala DPPAPPKB Kotim Ellena Rosie mengungkapkan, LS mendapatkan penanganan medis tindakan operasi untuk kondisi tangannya yang mengalami patah tulang. Setelah dioperasi, kondisi LS terus menunjukkan perkembangan yang baik.
“Anak ini sudah mulai membaik, luka dan lebamnya sudah mulai berkurang. Makannya pun sudah mulai normal, kata keluarganya yang merawat LS makan sampai nambah dua kali,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Rosie, LS sudah mulai aktif bermain dengan beberapa saudara sebayanya yang menjenguk. Menurutnya, hal itu sangat membantu memberikan efek positif terutama dalam hal pemulihan psikologis korban. Pasca-operasi, diinformasikannya LS masih akan menjalani perawatan serta terapi dari tenaga kesehatan di Rumah Sakit dr Murjani Sampit.
“LS masih harus menjalani perawatan paska operasi termasuk meminum obat-obatan. Alhamdulillah LS anak yang kuat dan juga tidak rewel sehingga untuk proses pengobatannya tidak ada kendala,” ungkapnya.
Nurul Chasanah, anggota LSM Lentera Kartini, menambahkan, LS saat ini masih berada di rumah aman LSM Lentera Kartini. Sebab, LS masih akan mendapatkan pendampingan dari psikolog untuk pemulihan kondisi psikologis korban pasca-terjadinya kasus KDRT.
Memang diakuinya, jika dilihat sekilas saat ini kondisi LS sudah terlihat jauh lebih baik, namun kondisi psikologisnya harus tetap dipulihkan. Apalagi pelaku KDRT dalam kasus ini merupakan ibu kandung. Tentunya sangat berdampak besar terhadap mental korban.
“Apalagi berdasarkan pengakuan keluarga yang merawat LS kerap mengigau saat tidur dan kemudian menangis. Hal ini yang sedang kami upayakan ditangani. Setidaknya korban bisa lebih tenang dan meleburkan trauma yang dialami,” tuturnya. c-may