Halikinnor, Anak Desa Calon Bupati Kotim

H Halikinnor bersama isteri

SAMPIT/tabengan.com- Sebuah perjalanan panjang dilewati H Halikinnor hingga dipercaya menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kotawaringin Timur. Kini, karier anak pasangan Nasran dan Siti Asni yang lahir di Desa Baru, Kabupaten Barito Selatan (Barsel), 58 tahun silam ini, terus melejit. Halikinnor terpilih sebagai calon Bupati Kotim nomor urut 1 yang ditetapkan KPU berlaga di Pilkada Kotim Desember 2020.

Rekam jejaknya dimulai dari menempuh pendidikan di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Desa Baru, Barsel. Kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 di Buntok. Meskipun jauh dari tempat tinggalnya, tak menyurutkan Halikinnor kecil untuk terus bisa menggapai mimpi dan cita-cita.

Setelah lulus SMP, pria yang hobi bermain sepak bola ini langsung meneruskan ke jenjang lebih tinggi di Kota Palangka Raya, Ibu Kota Provinsi Kalimatan Tengah. Dia berhasil diterima di SMAN 1 Palangka Raya. Keinginan dan tekad besar Halikinnor untuk bisa lulus SMA pun sangat tinggi. Walau jauh dari kampung halaman tidak menyurutkan tekadnya untuk bisa menuntut ilmu.

Di Palangka Raya, Halikinnor kecil harus sambil bekerja untuk bisa membantu kebutuhannya saat sekolah dan belanja untuk kebutuhan hidup, karena jika menunggu kiriman dari kampung orang tuanya, belum pasti dalam satu bulan itu ada kiriman.

“Maklum saja dulu kan jalur dari Buntok ke Palangka Raya tidak senyaman sekarang. Ditambah orang tua harus ke Buntok dulu untuk melakukan pengiriman,” jelas Halikinnor menceritakan perjalanan dulu.

Setelah lulus SMA pada 1984 dengan nomor Surat Tanda Tamat Belajar 25 OC oh 0259684/1984, ia tidak langsung melamar sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Namun, mencari pekerjaan lain, sambil menunggu adanya lowongan CPNS.

“Pas di tahun 1986 kalau tidak salah saya ikut tes CPNS di Palangka Raya dan alhamdulillah saya lulus. Lalu ditempatkan sebagai staf di Kantor Kecamatan Kota Besi,” tutur pria yang telah dikaruniai 2 anak tersebut.

Dengan gaji hanya Rp44.400, Halikinnor muda terus merintis kariernya dan memantapkan diri bahwa jauh dari keluarga, tetap bisa sukses. Bahkan kala itu, Halikinnor sempat diajak Gubernur Kalteng Asmawi Agani untuk berkarier di provinsi, namun ia menolak.

Halikinnor sendiri meniti karier sebagai ASN dari bawah. Sejak dari calon pegawai, staf, hingga menjadi camat di satu tempat, yakni di Kecamatan Kota Besi.

“Sampai jadi kepala urusan, kemudian saya pernah diangkat menjadi lurah, kemudian menjadi Kasi di kecamatan,” kata Halikinnor.

Sampai pada akhirnya ia diangkat menjadi camat, namun waktu itu oleh Bupati Kotim Wahyudi K Anwar ia ditempatkan di kecamatan pemekaran, yakni Cempaga Hulu, kecamatan pemekaran Cempaga.

Hingga akhirnya sejumlah warga sempat melakukan demo, lantaran keberatan Halikinnor ditugaskan di sana. Ada pihak yang meminta agar Halikinnor ditugaskan di Kecamatan Kota Besi saja.

“Warga waktu itu protes, kalau memang diangkat jadi camat kenapa jauh-jauh ke sana dan kenapa tidak di Kota Besi saja, kata warga. (Hal itu karena kesukaan warga dengan Halikinnor). Sampai akhirnya saya ditugaskan jadi Camat Kota Besi. Mungkin saya rasa hanya saya saja yang diangkat dari calon pegawai sampai jadi camat di satu tempat, biasa orang kalau jadi camat pasti pindah,” ujar Halikinnor.

Sejak itulah rekam jejak Halikinnor kian melejit. Ia kemudian diangkat menjadi camat kota, Kecamatan MB Ketapang, hingga kemudian di kepemimpinan H Supian Hadi ia ditarik sebagai Plt Bagian Pemerintahan Setda Kotim, kemudian akhirnya definitif sebagai Asisten II Setda Kotim dan Sekda Kotim .

Meskipun tergolong junior dari sejumlah nama lain, namun banyak yang menganggap Halikinnor mampu, seperti halnya Wakil Ketua DPRD Kotim Parimus yang secara terang-terangan menyebut Halikinnor mampu dan layak menggantikan Putu, Sekda Kotim saat itu. ist/c-may