PALANGKA RAYA/TABENGAN.COM – Usaha jual beli motor bekas cenderung belum stabil sejak bulan Maret 2020 lalu. Pelaku usaha jual beli motor bekas mengakui, dalam seminggu belum tentu dapat menjual 1 unit motor bekas.
Hal ini sebagaimana dikatakan oleh M As’ad dari showroom Delima Motor di bilangan Jalan Tjilik Riwut, Palangka Raya. Menurut As’ad, selama pandemi ini, pihak pembiayaan memperketat persyaratan pengajuan kredit pembeliaa motor bekas. Sehingga membuat sepinya transaksi jual beli.
“Masih belum stabil karena kredit yang susah. Kalau dulu orang yang tinggal kontrakan atau barak, bisa saja ajukan kredit asal ada jaminan pemilik barak. Tapi pemilik barak takut, karena selama pandemi banyak karyawan yang tidak bekerja, kalau tidak perusahaan tempat kerjanya terdampak. Jadi tidak ada yang berani menjamin,” bebernya kepada Tabengan, Selasa (17/11/2020).
Namun, tambahnya pula. Untuk saat ini, banyak masyarakat yang memerlukan kendaraan roda 2 akan memilih jenis matic. Karena jenis ini marketnya adalah anak kuliahan/ sekolah (pelajar), ibu rumah tangga. Selain itu alasannya adalah lebih praktis dan harga yang masih dapat terjangkau.
Di lain tempat, Jayadi dari Ahmad Jayadi Motor di Jalan Antang, mengatakan untuk saat ini penjualan sudah mulai lumayan, sekalipun tidak seramai sebelum pandemi.
“Kalau sekarang unit sulit keluar. Kadang 3 hari, kadang 1 minggu baru ada yang terjual, itupun hanya 1 unit,” keluhnya.
Jayadi juga menambahkan, masyarakat masih sering mencari motor bekas dengan harga kisaran Rp4.000.000-Rp5.000.000, seperti kelas bebek Honda Supra.
“Tapi jenis Supra sekarang sudah susah juga dapatnya. Karena sekarang kan orientasinya matic. Selebihnya masyarakat banyak cari kelas-kelas beat,” imbuhnya. dsn