Ulasan  

KLHK Beri Prospek Usaha di Lahan Gambut Bagi Warga Tumbang Nusa

PERTEMUAN  - Pihak KLHK saat berfoto bersama Camat Jabiren dan warga Desa Tumbang Nusa saat FGD. TABENGAN/FERRY WAHYUDI

PALANGKA RAYA/TABENGAN.COM – Pusat Litbang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama puluhan warga yang berada di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren, Kabupaten Pulang Pisau, Rabu (25/11/2020) pagi.
Bertempat di Pondok Anjangsana, kantor kepala desa setempat, Pusat Litbang KLHK memberikan pemahaman dan pengetahuan terhadap pemanfaatan lahan gambut menjadi prospek usaha guna meningkatkan sisi ekonomi.
Sejumlah prospek usaha yang ditawarkan diantaranya budidaya Lebah Kelulut, usaha sayur Kelakai dan kerajinan purun selaku tanaman yang sering dijumpai di lahan gambut.
Peneliti ahli madya di Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan, Badan Penelitian Inovasi KLHK, Dr Darwo, mengatakan jika lahan gambut  merupakan sumber daya yang memiliki fungsi ekonomi, sosial serta lingkungan bagi masyarakat dan pemerintah setempat.
“Fungsi ekonomi dan sosial lahan gambut sebagai sumber penghidupan melalui pemanfaatan hasil hutan, penyedia lapangan pekerjaan, sumber mata pencaharian dan penyedia bahan pangan,” ucapnya.
Darwo menerangkan, lahan gambut dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan dapat berkontribusi terhadap ketahanan pangan melalui penerapan berbagai budidaya serta usaha secara terpadu.
Dalam hal ini, Pusat Litbang KLHK telah melakukan riset dan kajian terhadap prospek usaha yang bisa dilakukan masyarakat yang tinggal dan hidup di lahan gambut.
Lahan gambut yang ada di Indonesia memiliki kondisi yang beragam ditinjau dari kondisi biofisik, status dan fungsi lahannya. Keberagaman fungsi tersebut miliki konsekuensi yang berbeda-beda dalam pengelolaannya.
Di daerah tertentu ada lahan gambut yang dapat dimanfaatkan, namun ada pula yang perlu dipertahankan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Oleh karena itu, pengelolaan dalam satu lanskap Kesatuan Hidrologi Gambut (KHG) akan dibutuhkan beberapa tindakan silvikultur (budidaya) yang sesuai dengan karakteristik lahan gambut.
Penerapan beberapa sistem silvikultur (budidaya) dalam satu KHG bisa disebut dengan penerapan multisistem silvikultur pada ekosistem gambut.
Keterpaduan dalam pengelolaan lanskap gambut mulai dari daerah kubah gambut sampai lahan masyarakat menjadi penting untuk dikelola secara harmonis. Potensi sumber daya alam yang ada di ekosistem gambut perlu dimanfaatkan secara ramah gambut.
“Daerah yang menjadi kubah gambut kita pertahankan dan jaga sebagai tempat menyimpan air saat di musim hujan dan di saat musim kemarau dapat mengalirkan air,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Pusat Litbang KLHK turut memberikan bantuan kepada beberapa warga. Diantaranya 10 koloni Lebah Kelulut dan kolam terpal untuk budidaya ikan. fwa