Hasil Survei LSI Denny JA, Harati Unggul

HARATI UNGGUL - Survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP), salah satu sister company dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI- Denny JA) merilis hasil survei terhadap elektabilitas calon dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). TABENGAN/MAYA SELVIANI

**Faktor Irawati, Banyak Pemilih Militan

 SAMPIT/TABENGAN.COM- Survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP), salah satu sister company dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI- Denny JA) merilis hasil survei terhadap elektabilitas calon dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Hasilnya, pasangan calon (paslon) Bupati Kotim Halikinnor dan Wakil Bupati Kotim Irawati (Harati) menduduki peringkat teratas untuk hasil survei yang melibatkan sebanyak 440 responden itu.

Paslon Harati mendapatkan hasil survei sebesar 36,82 persen. Posisi kedua ditempati paslon Suprianti-M Arsyad 21,59 persen. Posisi ketiga M Rudini Darwan Ali-H Samsudin 20,68 persen. Kemudian paslon HM Taufiq Mukri-H Supriadi 10,23 persen.

Survei ini masih menyisakan responden yang menjawab ragu-ragu, tidak tahu atau tidak menjawab yang biasa disebut dengan swing voters sebesar 10,23 persen.

Direktur LSKP-LSI Denny JA, Sunarto Ciptoharjono menjelaskan, survei tersebut dilakukan pada 23-29 November. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan mewawancarai 440 responden yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kotim.

Survei ini menggunakan margin of error sebesar plus minus 4,8 persen. Artinya, bila jarak perolehan antarkandidat dalam batas margin of error, maka secara statistik posisi kandidat dikatakan setara.

“Pemilih militan Harati lebih kuat, analisa saya paslon Harati susah terkejar. Karena jarak pencapaian Harati dengan paslon lain cukup jauh,” ujarnya ketika menggelar konferensi pers di Aquarius Boutique Hotel, Sampit, Jumat (3/12/2020).

Selain itu, ia juga menyatakan paslon Harati memiliki peluang besar untuk menang. Sunarto menyebut, berdasarkan tren yang dilihat dari tracing survei yang dilakukan sebelumnya, yakni pada September, pasangan Harati mengalami kenaikan yang paling signifikan sebesar 19,32 persen.

Sedangkan kenaikan elektabilitas berikutnya diperoleh pasangan M Rudini Darwan Ali-H Samsudin 7,73 persen. Pasangan Suprianti-M Arsyad hanya mengalami kenaikan 4,49 persen. Sedangkan pasangan HM Taufik Mukri-Supriadi MT justru mengalami penurunan 3,64 persen.

Kemudian faktor lain yang mendorong elektabilitas pasangan Harati naik secara signifikan adalah kenaikan popularitas yang cukup tinggi dibanding survei periode sebelumnya. Halikinnor memperoleh kenaikan popularitas sebesar 10,91 persen, yakni dari 58,18 persen pada September menjadi 69,09  persen.

Kenaikan popularitas Halikinnor didukung oleh kenaikan popularitas pasangannya, Irawati sebesar 22,96 persen, dari 37,95 persen pada  September menjadi 60,91 persen pada  November. Sedangkan paslon yang lain kenaikan popularitasnya masih di bawah 2 persen.

Selain kenaikan popularitas, paslon Harati juga mengalami kenaikan tingkat kesukaan. Tingkat kesukaan terhadap Halikinnor dari 69,53 persen  naik menjadi 73,68 persen, sedangkan tingkat kesukaan terhadap Irawati naik 9,28 persen dari 66,47 persen menjadi 75,75 persen.

“Jadi faktor Irawati menjadi kunci dari kenaikan perolehan suara Harati. Irawati dikenal sebagai adik kandung dari Bupati Kotim H Supian Hadi. Dalam survei kali ini masyarakat yang menilai kinerja Supian Hadi sebagai bupati berhasil sebanyak 77 persen,” paparnya.

Artinya, lanjut dia, ketika masyarakat puas terhadap bupati saat ini, maka ia sangat berpengaruh apabila memberikan dukungan kepada salah satu calon, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jadi selain kepopuleran kandidat, kali ini peran Supian Hadi bisa dikatakan sebagai king maker.

Namun, meskipun paslon Harati memiliki peluang terbesar untuk menang dengan probabilitas paling tinggi, menurutnya, masih ada kemungkinan terjadi perubahan. Semisal terjadi kejadian luar biasa, seperti dinamika politik di luaran. Ataupun ada aksi money politik yang masif.

Tapi, menurutnya, masih ada swing voter sebesar 10,23 persen yang saat hari H Pilkada suara tersebut bisa lari ke mana saja. c-may