SAMPIT/TABENGAN.COM – Buaya di Sungai Mentaya, Kabupaten Kotawaringin Timur masih mengancam aktivitas warga, khususnya yang tinggal di bantaran sungai. Berdasarkan catatan BKSDA Pos Sampit, sepanjang tahun 2020 lalu sedikitnya terjadi 11 kali serangan buaya.
Komandan BKSDA Pos Sampit Muriansyah menyampaikan, 4 serangan buaya terjadi di perairan sungai Desa Handil Sohor, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan antara Januari hingga Juni 2020. Dalam serangan buaya di Desa Handil Sohor ini para korban mengalami luka dan selamat.
Kemudian pada Maret 2020, terjadi dua kali serangan di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, korbannya adalah nelayan pencari kerang. Para korban berhasil selamat dan mengalami luka. Pada 27 September 2020, juga terjadi dua kali serangan buaya di Desa Lampuyang terhadap pencari kerang, kedua korban juga selamat.
Selanjutnya 25 Oktober 2020, terjadi lagi serangan buaya di perairan muara Sungai Desa Lampuyang, korban yang merupakan pencari kerang mengalami luka pada bagian tangan dan kaki.
Pada Desember 2020, terjadi dua kasus serangan buaya. Pertama, di perairan Sungai Desa Bagendang Hulu, Kecamatan Mentaya Hilir Utara. “Kejadian jam 11 malam saat korban sedang mandi pada 17 Desember 2020,” terang Muriansyah, Senin (04/01/2021).
Kemudian serangan buaya 30 Desember 2020. Saat itu korban yang masih anak-anak mandi di perairan anak Sungai Mentaya Sungai Hambawang, Desa Ganepo, Kecamatan Seranau. Korban selamat dan mengalami luka pada bagian pinggang, paha hingga kaki.
Di awal tahun 2021 ini juga terjadi serangan buaya, tepatnya Jumat (01/01/2021) tengah malam. Korban selamat, meski mengalami putus tangan kiri. c-arb