PANGKALAN BUN/TABENGAN.COM – Rosita dan Nurti, dua warga Desa Keraya Kecamatan Kumai pecah tangisannya, begitu Wakil Bupati Kabupaten Kotawaringin Barat Ahmadi Riansyah tiba untuk meninjau kondisi pemukiman warga yang diterjang gelombang pasang pada Kamis (28/1/2021) malam.
“Kami ini pak sudah cukup bersabar, menangis pun sudah kering air mata kami, kami minta tolong, Pemerintah perhatikan keadaan kami disini, selama ini semampu kami membuat penghalang agar gelombang tidak menghantam rumah kami,” kata Rosita warga Rt 1 Desa Keraya, yang rumahnya ikut jadi korban akibat abrasi pantai.
Sementara itu, Nurti menceritakan kejadian yang mengerikan pada Kamis (28/1/2021), disaat suaminya tengah melaut, tepat adzan Isya, tiba-tiba datang angin kencang serta dibarengi gelombang pasang, dimana gelombang itu menghantam rumahnya.
“Saya takut benar, karena saya hanya bersama anak anak saya, sementara suami lagi mencari ikan, bayangkan saja, air laut sampai ke depan rumah ini, belum lagi hantaman gelombangnya bikin kami was-was,” ujar Nurti sambil terisak menagis Dihadapan Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah, Jumat (29/1/2021).
Usai meninjau kondisi pemukiman warga yang terdampak abrasi, Wakil Bupati pun membujuk warga yang menghuni 7 rumah, agar mereka untuk sementara tinggal di tenda yang akan disiapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar.
“Kami harapkan agar warga di sini untuk sementara waktu mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, untuk tenda akan di siapkan oleh BPBD, karena kami pun sangat mengkhawatirkan akan terjadi lagi gelombang pasang, mengingat saat ini cuaca masih ekstrim,” ujar Ahmadi Riansyah membujuk warga.
Wakil Bupati juga meminta, agar warga bisa mengamankan barang yang berharga keempat yang lebih aman, yang lebih penting adalah keselamatan para warga yang berada di bibir pantai. Namun sangat di sayangkan warga tetap memilih bertahan.
“Kemungkinan pada hari Senin (1/2/2021) kami akan gelar rapat untuk penanganan abrasi pantai ini, untuk sementara waktu karena darurat akan di buat tanggul menggunakan pasir, namun karena anggaran kita terbatas, selain itu karena terjadi refocusing anggaran, maka untuk penanganan abrasi pantai ini akan kita usulkan mendahului perubahan anggaran,” ujar Wakil Bupati Ahmadi Riansyah.
Untuk itu Lanjutnya, dirinya pun meminta Dinas PUPR Kobar termasuk dari pihak desa Keraya untuk bisa hadir dalam rapat tersebut, dan dalam rapat itu nantinya akan di bahas berapa anggaran yang di butuhkan, sebab masalah abrasi pantai di desa Keraya sangat darurat sehingga di prioritaskan.
Dimana menurut Ahmadi, penanganan masalah abrasi pantai di desa Keraya, di harapkan juga menjadi perhatian pemerintah provinsi Kalimantan Tengah dan pemerintah pusat. c-uli