Ulasan  

SENATOR DPD RI KALTENG TERAS NARANG – Internet dan Jaringan Listrik Kendala Sejumlah Desa di Arut Selatan

RESES-Kegiatan reses Anggota DPD RI Agustin Teras Narang di Aula Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kobar, Selasa (16/2/2021). TABENGAN/ADINATA

PANGKALAN BUN/TABENGAN.COM-Pada kali kedua kegiatan reses melalui daring di Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Selasa (16/2/2021), Senator DPD RI Kalteng Agustin Teras Narang banyak mendapat aspirasi masyarakat desa, terutama berkaitan dengan kesulitan akses internet dan jaringan listrik.

Selain itu, keterbatasan infrastruktur jalan desa juga menjadi kendala bagi masyarakat pedesaan  melakukan berbagai aktivitas, terlebih dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan setempat.

Menanggapi berbagai aspirasi itu, Teras menyampaikan bahwa apa yang menjadi harapan masyarakat desa akan menjadi bahan dalam laporannya hasil reses yang nanti disampaikan kepada pemerintah pusat maupun daerah.

“Untuk masalah listrik memang tidak mudah. Karena untuk membangun jaringan listrik biayanya mahal untuk membangun saluran utama transmisi. Juga melihat penyebaran penduduk di Kalteng tidak seperti di pulau Jawa banyaknya,” kata Teras.

Dilanjutkan Gubernur Kalteng dua periode 2005-2015 itu, Pemerintah Pusat sudah memprogramkan jaringan internet untuk wilayah Indonesia bagian terluar. Namun internet bisa berjalan lancar bila daerah tersebut sudah teraliri listrik. Hal ini juga menjadi kendala bagi daerah di Kalteng yang banyak belum terdapat jaringan listrik.

“Pemkab  Kobar saya  mengharapkan bisa menginventarisasi desa-desa yang belum terjangkau internet dan jaringan listrik ini supaya diketahui berapa banyak daerah yang menjadi perhatian dalam laporan ke pemerintah,” ujarnya.

Sebelumnya, Sekretaris Kecamatan Arut Selatan, Rangga Lesmana menyampaikan saat ini ada dua desa yang belum teraliri listrik yang masuk wilayah kecamatan setempat, yakni Desa Rangda dan Kumpai. Kemudian kendala status kawasan hutan sehingga menyulitkan pemdes membuat akses jalan antar desa.

“Kami tentu mendukung program SDG’s untuk membuka keterisolasian daerah pelosok desa. Lalu masalah akses internet juga belum bisa dinikmati oleh pelajar sulit belajar jarak jauh saat pandemi. Hal ini mempengaruhi proses belajar mengajar anak-anak di pedesaan,” ungkap Rangga.

Kemudian Bambang Silih Warno Kades Kumpai Batu Bawah mengharapkan akses jalan desa bisa ditingkatkan agar perekonomian desa bisa berjalan lancar. Hal yang sama terkait akses internet juga jadi kendala bagi siswa belajar.

Selain itu ditambahnya, di bidang kesehatan pihaknya kekurangan tenaga kesehatan yakni bidan. Keberadaan bidan sangat dibutuhkan untuk membantu ibu melahirkan.

“Kami minta tolong tenaga kesehatan bisa jadi prioritas supaya kesehatan masyarakat makin baik,” harap dia.

Sementara Kades Natai Raya, Masirin mengatakan untuk usaha rumah tangga (home industri) di desanya diharapkan ada bantuan supaya bisa dikembangkan potensi yang ada, sehingga para ibu rumah tangga bisa membantu serta menunjang ekonomi keluarga. adn