Karhutla Kobar Meluas 60 Hektare 

PADAMKAN API- Tim Satgas Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan Kobar terus berupaya melakukan pemadaman di lokasi hotspot Mendawai Seberang, Kecamatan Arut Selatan. TABENGAN/YULIANTINI

**Polisi Mulai Periksa Kelompok Tani 

PANGKALAN BUN/TABENGAN.COM- Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Km 12 Kelurahan Mendawai Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) meluas. Hingga Senin (1/3/2021) sore, lahan yang terbakar mencapai 60 hektare.

Saat ini Tim Satgas Penanganan Karhutla Kabupaten Kobar terus berupaya memadamkan api yang muncul di Kelurahan Mendawai Seberang. Kencangnya angin yang bertiup membuat api leluasa melalap kawasan lahan gambut tersebut.

Bupati Kobar Hj Nurhidayah didampingi Kapolres Kobar AKBP Devy Firmansyah, Dandim 1014 Pangkalan Bun Letkol Arh Drajad Tri Putro, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar Tengku Alisyahbana, memantau langsung lokasi Karhutla. Diketahui, lahan yang terbakar itu milik Kelompok Tani di Kelurahan Mendawai Seberang.

“Sejak Jumat (26/2), Karhutla di Km 12 ini belum padam juga. Bahkan, saat ini titik hotspot menyebar hingga Km 15. Berdasarkan hasil pemetaan lokasi yang terbakar mencapai 60 hektare. Tim gabungan tengah melakukan rekayasa pemadaman agar api tidak tambah meluas, sebab kawasan ini lahan bergambut,” kata Nurhidayah.

Menurutnya, tim gabungan mengalami kesulitan dalam pemadaman mengingat infrastruktur sulit terjangkau, sehingga unit pemadam kebakaran pun sulit mencapai titik api. Tim Satgas terpaksa menggunakan sistem manual dalam pemadaman.

“Tadi kami sempat rapat koordinasi dalam upaya pemadaman api, karena sulitnya lokasi yang terbakar, maka kami akan membuat galian untuk menyekat agar api tidak merembet. Nanti Dinas PUPR Kobar secara teknis yang mengerjakan pembuatan galian tersebut,” jelas Nurhidayah.

Bupati Kobar juga sangat mengharapkan agar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera mengirim bantuan helikoper water bombing. Sebab, pemadaman hanya bisa dilakukan melalui udara, mengingat lokasi sulit dijangkau.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan Polres Kobar, bahkan tim dari Polda Kalteng pun tadi telah melakukan pemantauan melalui udara, lahan yang terbakar milik kelompok tani. Untuk proses hukum kami serahkan kepada pihak kepolisian,” katanya.

Sementara itu, Kapolres Kobar AKBP Devy Firmansyah mengatakan, Polres Kobar memproses penegakan hukum dengan mulai melakukan pemanggilan terhadap seluruh kelompok tani yang memilki lahan di lokasi yang terbakar.

“Kami baru memanggil 2 orang dan telah dilakukan pemeriksaan, namun untuk semua kelompok tani akan kami panggil. Sementara untuk proses penyelidikannya nanti apakah ditangani langsung oleh Polda Kalteng atau ditangani Polres, kami menunggu instruksi pimpinan. Yang jelas, kami akan memanggil seluruh kelompok tani yang memiliki lahan terbakar ini,” tegas Devy.

Kepala BPBD Kobar Tengku Alisyahbana mengatakan, titik api bermula muncul dari Km 7 kemudian merambat hingga Km 15 Jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama, namun titik api yang paling parah berada di Km 12 hingga Km 15.

“Lahan yang terbakar merupakan lahan gambut, sehingga meski kami telah melakukan pemadaman dari posisi atas, ternyata di dalam masih muncul titik api. Kami telah meminta BNPB untuk pemadaman melalui udara juga rekayasa cuaca, sehingga kami minta bantuan selain BNPB juga LAPAN,” jelas Tengku.

Tengku melanjutkan, saat ini jumlah personel yang melakukan pemadaman sebanyak 120 orang dari 350 jumlah yang telah disiapkan. Pasalnya, saat ini titik hotspot bukan terjadi di Jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama saja. c-uli