SAMPIT/TABENGAN.COM- Penumpang pesawat Nam Air ATR 600 yang berangkat dari Bandara Juanda Surabaya menuju Bandara H Asan Sampit sempat panik karena pesawat mengalami masalah saat masih berada di udara, Senin (22/3/2021). Beruntung sang pilot berhasil membawa pesawat itu kembali ke Bandara Juanda Surabaya dengan selamat.
Salah seorang penumpang pesawat tersebut, dr Sugeng, dokter spesialis di RSUD dr Murdjani Sampit, mengungkapkan, saat itu kondisi penumpang tampak panik, karena khawatir pesawat akan jatuh.
“Saat itu, pramugari sempat mengatakan bahwa baling-baling mati sebelah kiri, sehingga penumpang panik karena khawatir pesawat jatuh ke laut,” ujar dr Sugeng, menceritakan melalui pesan suara yang banyak beredar di grup WhatsApp.
Diceritakan, kejadian bermula saat dirinya hendak pulang ke Sampit, setelah menghadiri pernikahan putra jemaah Masjid Nurul Hidayah Sampit, dengan keponakan Gus Qoyyum, Pimpinan Pondok Pesantren di Rembang.
Dalam perjalanan pulang, ia kehabisan tiket pesawat dari Jakarta menuju Palangka Raya, sehingga harus melalui Surabaya menggunakan pesawat ATR 600 Nam Air.
Keberangkatan sendiri mengalami keterlambatan 15 menit, karena petugas harus memeriksa kondisi pesawat. Ketika pesawat sudah berangkat dan saat kondisi berada di atas Laut Jawa, tiba-tiba pramugari mengatakan pesawat akan kembali ke Bandara Juanda, akibat baling-baling kiri mati.
Mendengar hal tersebut, beberapa penumpang panik. Namun, tidak bagi Sugeng, karena saat itu ia teringat doa Nabi Yunus yang pernah jatuh ke laut.
Dia kemudian membaca doa dan tidak henti-hentinya membaca istigfar. Karena ia beranggapan bahwa hanya Tuhan yang bisa menyelamatkannya.
“Alhamdulillah kami selamat, tidak ada penumpang yang luka-luka dalam kejadian tersebut,” kata Sugeng, dengan niat memberitahukan kepada jemaahnya di Sampit.
Setelah tiba di Bandara Juanda, Sugeng sempat menemui sang pilot dan mengangkat topi kepadanya sebagai bentuk respek, karena berhasil mendaratkan pesawat dengan selamat.
“Saya sempat mengangkat topi kepada pilot tersebut, dan dirinya membalas dengan jempol, serta berkata kita akan berangkat menggunakan pesawat yang baru,” terang Sugeng.
Ia juga menceritakan, sebelum berangkat, sempat menuliskan pesan kepada anaknya, memberitahukan tempat penyimpanan buku-buku ATM dan lainnya karena dirinya memiliki firasat tidak enak.
“Allah berkata lain dan Allah masih menyelamatkan kami. Insya Allah kami besok (Selasa, 23/3) pulang ke Sampit dengan pesawat yang lain. Dan saat ini, kami masih menginap di Surabaya,” terang Sugeng.
Sementara itu, Station Manager Nam Air Surabaya, Indra, saat dikonfirmasi wartawan mengungkapkan, dalam penerbangan tersebut memang ada permasalahan dengan mesin pesawat, sehingga harus kembali ke Bandara Juanda Surabaya. Namun, dia tidak merinci permasalahan yang dialami pesawat tersebut.
“Pesawat mendarat dengan selamat di Bandara Juanda Surabaya,” ungkapnya, Selasa (23/3).
Dia pun tidak merinci jumlah penumpang yang ada di dalam pesawat terbang tersebut. Sebagian penumpang, lanjutnya, ada yang cancel atau membatalkan penerbangan, namun juga ada yang tetap melanjutkan penerbangan menggunakan Nam Air pada Selasa. c-arb