SAMPIT/TABENGAN.COM– Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan sejalan dengan perkembangan sosial dan budaya, Pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah akan menggabungkan Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Pendidikan (STIKIP) Muhammadiyah Sampit dan Akademi Kebidanan (AKBID) Muhammadiyah Kotim menjadi Universitas Muhammadiyah Sampit/Kotim.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Tengah Dr H Ahmad Syar’i MPd menjelaskan, program merger atau penggabungan 2 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di Kabupaten Kotim ini telah disepakati dalam rapat yang dihadiri berbagai unsur pada 1 April 2021 lalu di Sampit.
“Dokumen berita acara kesepakatan pengembangan PTM di Kotim ditandatangani oleh 6 orang. Kesepakatan pernyataan bersama itu bukan hanya sebuah kesepakatan, tapi harus segera ditindaklanjuti,” kata Syar’i didampingi Wakil Ketua Bidang Pendidikan Dr H Bulkani MPd dan Sekretaris HM Zuhri SHI MPdI, Rabu (7/4/2021).
Ditegaskannya, ke-6 unsur inilah yang bertanggung jawab mewujudkan STIKIP Sampit dan AKBID Kotim menjadi Universitas Muhammadiyah. Mereka adalah Ketua STIKIP Muhammadiyah Sampit Apuannor, Direktur AKBID Muhammadiyah Kotim Hardianti Aprina SST MKes, Ketua BPH STIKIP Muhammadiyah Sampit Drs HM Taufiq Mukri SH MM, Ketua BPH AKBID Muhammadiyah Kotim H Hamdi SPd, Ketua PDM Kotim H Mudlafar SH MM dan Ketua PWM Kalteng Ahmad Syar’i sendiri.
Syar’i menambahkan, pertemuan membahas penggabungan PTM menjadi universitas ini juga diikuti oleh Majelis Pendidikan Tinggi dan Litbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dwi Cahyono melalui aplikasi Zoom dari Yogyakarta.
Sedangkan tim merger ditunjuk Apuanor sebagai ketua, kemudian Hardianti Aprina, H Joni, Herli Gustiani, Muhammad Qahfi, M Irfansyah dan H Mahmudin masing-masing wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara dan wakil bendahara.
“Pimpinan Pusat Muhammadiyah berharap target 2021 ini bisa terwujud. Proses merger tahun ini bisa selesai. Mengenai tantangan menambah program studi yang implikasinya akan tambah dosen, cara pertama kita rekrut dosen dengan pembukaan prodi baru,” terang Bulkani, menambahkan.
Meski demikian, lanjut Bulkani, ada satu keunggulan di PTM Muhammadiyah yaitu memiliki jaringan se-Indonesia. Dari 164 perguruan Muhammadiyah, satu sama lain bisa saling membantu dalam hal pemenuhan sumber daya manusia. Artinya, kalau memang emergency, bisa saja mereka minta bantuan “pinjam” dosen dari luar untuk memenuhi kebutuhan di Kalteng. ist/hil