PULANG PISAU/TABENGAN.COM – Menyikapi adanya kekeringan di lahan food estate, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) Slamet Untung Rianto, Rabu lalu, membenarkan, dimana pihaknya baru saja meninjau ke lapangan untuk memastikan kondisi dimaksud.
Peninjauan lapangan dilakukan ke Desa Gedabung, Desa Belanti Siam, Desa Pantik, dan Desa Sanggang, termasuk di Blok belakang maupun Blok depan, menurutnya masih dalam titik aman.
“Memang ada beberapa titik di wilayah sana yang mengalami kekeringan, hal ini disebabkan karena air pasang surut tidak bisa masuk dengan sempurna, karena saluran sekunder ini tidak berfungsi dengan baik. Karena di sana sudah dangkal, termasuk banyaknya tanaman rumput liar yang menutup saluran itu, dan mengakibatkan keluar masuknya air menjadi tidak sempurna,” tegasnya menjelaskan.
Untuk itu, Slamet berharap instansi terkait bisa lebih merespon dengan kondisi tersebut. Bagaimana pun, air adalah sumber dari kehidupan tanam tanaman pertanian yang sangat kita harapkan,” tegasnya.
Memang, kata Slamet, akhir-akhir ini cuaca sangat ekstrem mengakibatkan tampungan-tampungan air, khususnya di lahan-lahan tersebut tidak mampu menahan. Karena selama 15 hari ini cuaca yang begitu panas, sehingga air terlalu cepat meresap ke dalam, mengakibatkan kondisi tanah bisa mengering.
“Tentunya, kita bisa lihat dulu apa penyebabnya terjadi kekeringan di lapangan, sehingga kita bisa cari solusi jalan keluarnya,” papar Slamet menjelaskan.
Dia mengakui, ada beberapa titik desa yang dataran lahannya agak tinggi, dan didukung dengan tidak normalnya saluran-saluran. “Jika saluran itu normal, saya pikir bisa kita antisipasi, kita optimalkan dengan pompanisasi,” terangnya.
Lebih lanjut, sambung Slamet, pompa sekarang ini sudah mencukupi di daerah tersebut, tinggal mengoptimalkan saja. “Bagaimana pun, kalau disedot tidak ada air yang masuk percuma juga,” terangnya.
Sementara terkait dengan pembangunan dari Balai Rawa? Menurut dia, tidak ada masalah dengan pembangunan Balai Rawa, dalam arti air lancar. Hanya ada kurang satu, berdasarkan informasi yang ia terima sudah masuk tahap kontrak.
“Mudah-mudahan, saluran-saluran sekunder ini harus dibangun pintu airnya, untuk menahan saat air masuk untuk cadangan air di lahan-lahan itu, dan air itu bisa diatur nantinya,” tandas Slamet. c-mye