PALANGKA RAYA/TABENGAN.COM – Wakil Ketua I DPRD Kota Palangka Raya, Wahid Yusuf mengaku cukup prihatin dengan masih banyaknya pelanggaran protokol kesehatan (Prokes) yang saat ini terjadi, di tengah maraknya penyebaran virus Covid-19.
Dirinya menyoroti adanya pihak pelaku usaha yang terkesan abai dengan anjuran pemerintah, khususnya penerapan prokes 3 M maupun pengaturan lainnya, seperti jam buka yang maksimal diizinkan hanya sampai pukul 22.00 WIB.
“Sangat kita sayangkan masih adanya pelanggaran prokes. Padahal Kota Palangka Raya tengah berusaha melandaikan kasus Covid-19, dimana perlahan kita mulai menurunkan nilai Rate of Transmision maupun penurunan dari zona merah menuju kuning. Tapi kalau ada penumpukan massa di kafe dan tempat hiburan serta pelanggaran prokes lainnya, bagaimana pandemi ini bisa segera berakhir?” tuturnya kepada Tabengan, Senin (10/5/2021).
Legislator Fraksi Partai Golkar ini berharap agar para pelaku usaha bisa dengan bijak memahami berbagai anjuran dan aturan yang ditetapkan pemerintah, sebagai upaya untuk memutus mata rantai sebaran Covid-19. Beberapa kebijakan pembatasan tersebut, tidaklah untuk mematikan usaha rakyat tapi lebih kepada kepedulian sesama agar pandemi ini segera berakhir. Tapi apabila pelanggaran prokes dan aturan masih dilakukan berkali-kali, bahkan pelaku usaha terkesan ngeyel, ada baiknya menurut Wahid agar pemerintah mengambil tindakan tegas.
“Kalau pihak itu-itu saja yang kerap melanggar, harus ada langkah tegas. Tak perlu lagi dikenakan denda. Langsung saja cabut izin usahanya. Jangan sampai karena keegoisan satu pihak, tapi banyak masyarakat yang terkena dampaknya, bahkan sampai tertular Covid-19,” tegasnya.
Hal senada turut diungkapkan oleh Wakil Ketua II Komisi C Bidang Kesra DPRD Kota Palangka Raya, Shopie Ariany. Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya dari pelaku usaha untuk aware terhadap perkembangan kasus Covid-19 di Kota Cantik sangatlah disayangkan.
Menurut politisi Partai Perindo ini, masyarakat harus bisa mengambil peran sentral sebagai agen percepatan penanganan Covid-19. Jangan sampai pemerintah hanya berjibaku sendiri mengakhiri pandemi, sedangkan masyarakat terkesan acuh tak acuh. Diperlukan kesadaran bersama agar pandemi Covid-19 bisa segera berakhir, dan masyarakat bisa kembali pada kehidupan normal.
“Masyarakat harus paham perannya dalam memutus rantai sebaran Covid-19. Dengan rasa kesadaran yang tinggi untuk sama-sama menjaga kesehatan, maka pandemi ini bisa segera berakhir. Jika justru tingkat kesadaran rendah dan kasus positif semakin meningkat, siapa yang akan bertanggung jawab,” pungkasnya. rgb