JENEWA/tabengan.com – Virus Corona varian Delta (B1617.2) diduga jadi biang kerok lonjakan kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia. Varian ini juga masih menjadi strain paling dominan saat ini. Belum selesai dengan varian Delta, kini muncul varian Lambda (C37) yang juga menyita perhatian belakangan ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, varian Lambda memiliki potensi untuk meningkatkan penularan. Varian ini pun diduga telah meningkatkan resistensi terhadap antibodi. Seperti varian Delta, Lambda sangat menular dan dianggap lebih tahan terhadap vaksin.
Jika WHO menetapkan varian Delta sebagai variant of concern (VOC), maka varian Lambda berada di bawahnya dengan klasifikasi variant of interest (VOI). Meskipun masih banyak yang belum diketahui tentang strain tersebut, ada beberapa karakteristik mengkhawatirkan yang terdeteksi oleh para peneliti.
Saat ini, varian Lambda telah menyebar terutama melalui Amerika Selatan setelah pertama kali diidentifikasi di Peru pada Agustus 2020. Secara keseluruhan, 28 negara telah mengidentifikasi varian Lambda dalam kasus Covid.
Para ilmuwan mengatakan, penyebaran varian Lambda berkaitan erat dengan salah satu varian virus paling awal yang diketahui yang dikenal sebagai Alpha.
Meski begitu, penelitian menunjukkan vaksin melindungi terhadap semua jenis virus corona, termasuk varian Delta, dan para peneliti percaya ini terjadi pada Lambda.
Namun, sampai sekarang belum ada data yang cukup mengenai seberapa efektif vaksin saat ini dalam mencegah infeksi dari Lambda.
Peneliti senior Kei Sato dari Universitas Tokyo, baru-baru ini mengatakan bahwa varian Lambda dapat menjadi ancaman potensial bagi manusia. Di sisi lain, WHO juga masih memantau varian lain, seperti Eta, Kappa dan Lota karena semuanya bisa berkembang menjadi ancaman.d-com