Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran. (Al-Ashr/103: 1- 3)
Dalam surat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah bersumpah dengan masa, yang merupakan ajang dan medan perlombaan manusia dalam beramal.
Masa atau waktu, sangat beragam manusia dalam menggunakannya. Ada yang menggunakan waktunya dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memperbaiki umat. Mereka inilah kaum yang beruntung.
Ada pula yang waktu berlalu begitu saja dengan sia-sia. Kelompok lain menghabiskan waktunya dalam kemaksiatan dan merusak umat. Dan dua kelompok terakhir adalah kaum yang merugi.
Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan masa, bahwa setiap manusia berada dalam kerugian. Meskipun ia berlimpah harta, keturunan dan menjulang tinggi kedudukannya. Kecuali mereka yang mempunyai 4 kriteria berikut:
Iman. Yaitu iman yang tidak dinodai dengan keraguan. Ini mencakup semua hal yang bisa mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala; yang berupa akidah yang shahih dan ilmu yang bermanfaat. Iman ini bukan sekadar membenarkan saja. Namun harus disertai dengan sikap menerima dan tunduk.
Amal saleh. Yaitu semua ucapan atau perbuatan yang mendekatkannya kepada Allah, seperti salat, zakat, bakti pada dua orang tua, menyambung silaturahmi dan lainnya. Amal saleh harus memenuhi dua syarat, yaitu ikhlas karena Allah, dan ittiba’ mengikuti tuntunan Nabi Muhammad. Bila salah satunya tidak terpenuhi, maka amal pun tidak diterima Allah.
Saling berwasiat untuk mengikuti kebenaran. Satu sama lain nasihat-menasihati untuk melakukan kebaikan, dan memotivasi sesama untuk merealisasikannya. Ini artinya ia berupaya untuk kesalehan dirinya dan juga kesalehan orang lain.
Saling berwasiat untuk bersabar. Yaitu saling menasihati untuk bersabar dalam melakukan perintah Allah, bersabar dalam meninggalkan larangan-Nya, serta bersabar dalam menanggung ketentuan takdir Allah. ***