Banjir Mulai Terjang Jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama

Kondisi banjir di Km 30 jalan Provinsi yang menghubungkan Pangkalan Bun - Kotawaringin Lama,kini mulai terjang banjir

PANGKALAN BUN/TABENGAN.COM – Masih tingginya curah hujan di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, mengakibatkan akses jalan Provinsi yang menghubungkan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama tergenang banjir setinggi 1 meter lebih, sehingga pengguna kendaraan bermotor harus menggunakan getek.

Pada Senin (6/9)m dari pantauan Tabengan di lapangan, banjir di km 30 ruas jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama, bagi pengendara yang melintas harus berhati hati, karena di ruas jalan tersebut sepanjang kurang lebih 50 meter tergenang banjir, dengan kedalaman mencapai 1 meter lebih.

Untuk lintas jalan tersebut, bagi pengguna kendaraan bermotor harus merogoh kocek sebesar Rp20.000 untuk menyebrang dengan transportasi getek sepanjang 50 meter. Begitu pun bagi kendaraan roda empat yang melintas harus berhati hati, karena arus sangat deras dan licin.

Seorang koordinator angkutan getek, yakni Zaini  warga Kotawaringin Lama mengatakan, banjir terjadi sejak hari Kamis (2/9). Bahkan demi membantu pengguna jalan, Zaini bersama teman temannya berjumlah 20 orang, rela berjaga hingga larut malam.

“Ada 20 orang yang memiliki getek untuk membantu masyarakat, pada prinsipnya kami tidak memaksa kepada masyarakat yang ingin menyeberang, kami hanya membantu, bahkan banyak pengguna jalan meminta kepada kami sampai malam hari di sini, karena arus sangat deras , bahkan hujan belum reda juga, kedalaman air akan bertambah lagi,” ujar Zaini.

Di Aruta 1603 Jiwa Terdampak Banjir

Hingga hari Senin (6/9), Kecamatan Arut Utara masih diterjang banjir, bahkan masyarakat yang terdampak banjir hingga saat ini  sebanyak 1.603 jiwa dari 11 desa /kelurahan, namun demikian masyarakat masih memilih tetap bertahan di rumah masing-masing.

Kapolsek Arut Utara Ipda Agung Sugiarto mengatakan, debit air di Kelurahan Pangkut masih tetap bertahan, akan tetapi yang di khawatirkan akan bertambah, mengingat intensitas curah hujan masih tinggi.

“Kami terus melakukan patroli bersama tim gabungan, Alhamdulillah untuk desa Kerabu air mulai surut, tetapi untuk Kelurahan Pangkut air masih bertahan, semoga debit air sungai tidak meluap lagi, mengingat curah hujan hari ini seharian belum reda juga,” Kata Agung Sugiharto, Senin (6/9).

Agung juga merincikan masyarakat yang terdampak banjir mulai tanggal 19 Agustus sampai dengan tanggal 5 September 2021 sebanyak  697 runah yang terendam banjir yang huni oleh 811 kepala keluarga atau 1.603 jiwa.

Dengan rincian untuk kelurahan Pangkut sebanyak 300 rumah  dengan jumlah kepala keluarga sebanyak, 328 kk dan 580 jiwa. Desa Nanga Moa 50 rumah, 64 kk dan 182 jiwa. DesaSukarami 44 rumah, 50 kk dan 131 jiwa. Desa Gandis 64 rumah, 64 kepala keluarga.

Sementara itu untuk desa Kerabu ada  30 rumah, 74 kk dan 50 jiwa. Desa Penyombaan 75 rumah, 75 kk dan 186 jiwa. Desa Sambi 40 rumah, 40 kepala, 144 jiwa. Desa Riam 24 rumah, 24 kk dan 58 jiwa. Desa Panahan 143,60 dan 174 jiwa.

Pandau 16 rumah, 18 kk dan 58 jiwa dan desa Sungai Dau 11 rumah, 14 kk dan 40 jiwa. (yulia)