PALANGKA RAYA/TABENGAN.COM– Viralnya berita virus African Swine Fever (ASF) yang menyerang ratusan ekor babi di Kalimantan Tengah, membawa dampak turunnya omzet pedagang daging babi, khususnya di Pasar PU, Kota Palangka Raya.
Dari pantauan Tabengan, Rabu (20/10), sejumlah pedagang mengeluhkan hal tersebut. Pasalnya, setelah viral berita matinya ratusan babi ternak milik warga, lapak-lapak daging babi sepi pembeli.
Mama Eka, penjual daging babi, mengaku sulit sekali mendapatkan daging babi yang sehat. Selain sulit menyediakan pasokan, Mama Eka juga mengaku sulit mendapatkan pembeli karena warga pengonsumsi daging babi takut dan ragu.
“Daging babi hampir punah, cuma kita belinya yang sehat-sehat tapi susah. Kalau beli masih Rp30.000 tapi kalau jual Rp50.000-Rp60.000. Itu juga susah jualnya,” bebernya.
Di lapak yang lain, Mama Supri mengatakan hal serupa. Bahkan, biasa di lapaknya dalam sehari bisa habis terjual 3 ekor babi. Tetapi setelah viralnya berita virus yang menyerang babi, untuk menjual 1 ekor pun cukup sulit.
Mama Supri berharap masyarakat tidak takut. Karena virus yang menyerang babi tidak dapat tertular ke manusia.
“Harapannya, jangan nyebar berita yang tidak benar. Ini tidak ada efek sampingnya bagi manusia. Jadi kami bisa dapat seperti semula,” ujarnya. dsn