PALANGKA RAYA/TABENGAN– Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) untuk ketiga kalinya melaksanakan Festival Kampung Buntoi. Di tengah pandemi Covid-19 yang terjadi, Festival Kampung Buntoi masih mampu dilaksanakan dengan mendepankan protokol kesehatan. Apa yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Pulpis, bentuk komitmen dan konsistensi dalam melaksanakan ajang budaya setiap tahunnya.
Keputusan Pemkab Pulpis yang tetap melaksanakan Festival Kampung Buntoi #3 dengan menerapkan prokes disiplin, mendapat dukungan dari senator Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustin Teras Narang. Festival Kampung Buntoi #3, ajang gelaran festival budaya di Kabupaten Pulpis.
Kepada pemerintah dan masyarakat setempat, kata Teras Narang, sangat diapresiasi, terkhusus kepada panitia penyelenggara. Acara digelar di Huma Humbang atau Rumah Bambu yang dibangun dari dana hibah UNESCO beberapa tahun silam. Huma Humbang ini unik karena menjadi pusat komunikasi iklim pertama di Indonesia yang dibangun untuk menunjukkan respons masyarakat desa terhadap isu perubahan iklim.
Gubernur Kalteng periode 2005-2015 ini menceritakan, Huma Humbang diresmikan bersama dengan Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto.
Huma Humbang atau Bamboo House atau Rumah Bambu memiliki filosopi semangat untuk merawat bumi dan menjaga lingkungan untuk mengatasi dampak pemanasan global. Salah satu isu yang juga baru-baru ini jadi perbincangan utama pemimpin dunia di Glasgow, Inggris.
“Huma Humbang ini adalah aset bukan hanya milik Desa Buntoi, Kabupaten Pulpis, Kalteng atau Indonesia, melainkan juga aset dunia. Terlebih pembangunannya juga bagian dari ditetapkannya saat itu Kalteng sebagai provinsi percontohan REDD+ untuk Indonesia. Harapan saya agar festival ini dijaga baik dan dipelihara. Tidak sekadar dilestarikan, tapi juga mampu mengikuti perkembangan kebudayaan dunia,” kata Teras melalui rilis kepada Tabengan, Rabu (10/11).
Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Kalteng ini mengungkapkan, menjadi “pelayan masyarakat” 2005-2015 di Kalteng, berupaya mengenalkan budaya Kalteng di mana pun berada. Suatu ketika, pernah bawa damang ke Kinibalu, Malaysia untuk memperkaya khazanah kebudayaan. Mengingatkan bahwa kebudayaan tidak statis, melainkan terus berkembang dan tetap pula mempertahankan nilai luhurnya.
“Saya juga mengusulkan agar Huma Betang di Desa Buntoi, Petak Bahandang, jadi desa adat dan mendapat respons positif dari Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Pulang Pisau,” kata Teras lagi.
“Saya mendorong, momentum dari Festival Kampung Buntoi #3 ini dikembangkan bukan hanya dari sisi festivalnya, tapi juga diimplementasikan lebih konkrit jadi desa adat. Desa adat yang akan mengembangkan budaya sekaligus menyerap semangat global dalam mempertahankan kelestarian alam dan mengurangi emisi karbon yang memicu pemanasan global,” tambahnya.
Terakhir, ungkap Teras, harapan besar acara ini jangan pernah berhenti. Terus tingkatkan nilai budaya, seni tari agar tak hanya jadi tontonan, tapi dapat jadi tuntunan bagi kebudayaan. Semoga Tuhan YME selalu memberi kekuatan pada kita, sehingga dapat berkontribusi bagi bangsa dan negara. ded