PALANGKA RAYA/TABENGAN.COM – Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) sekaligus salah satu tokoh kebudayaan, Dr Andrie Elia, SE, M.Si mengaptesiasi kekompakan suku-suku di Indonesia dalam semangat Pancasila, tanpa terkecuali suku di tanah kelahirannya, yakni suku Dayak yang menganut falsafah huma betang yang memiliki arti yang sama dengan Bhineka Tunggal Ika.
Hal ini disampaikan Andrie Elia, saat dikonfirmasi Tabengan via whatsapp, Selasa (14/12). Menurutnya, hal tersebut juga telah disampaikannya ketika mengikuti kegiatan Nasional Silahturahmi Masyarakat Dan Tokoh Dayak Nasional (MADN) di Jakarta, belum lama ini.
“Sebelumnya, saya ikut mendampingi Presiden MADN, Dr. Drs. Marthin Billa MM menghadiri Kegiatan Silaturahmi Masyarakat dan tokoh Dayak Nasional di Jakarta. Dalam kegiatan itu saya merasa bangga karena melihat kekompakan Masyarakat Dayak dan tokoh nasional Dayak yang tampak begitu kompak dan bersemangat dalam pertemuan,” ucapnya.
Ketua Harian Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah (Kalteng) ini juga mengatakan, makna dari silaturrahmi nasional tersebut adalah memperkuat rasa persatuan dan kekeluargaan suku Dayak dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika, dimana pihaknya juga melaksanakan dialog terkait pentingnya penekanan dan persiapan diri dalam menyambut Ibukota Baru Indonesia.
“Beragam suku di Indonesia, satu diantaranya adalah Dayak. Dalam keberagaman ini kita bersatu membangun Indonesia. Apalagi Sumber Daya Manusia (SDM) kita khusunya dari suku Dayak harus dipersiapkan untuk bersama-sama dalam keberagaman untuk membangun bangsa Indonesia. Terkhusus bagi MADN akan fokus pada peningkatan SDM,” tegasnya.
Kendati demikian, peningkatan SDM khususnya bagi masyarakat suku Dayak di Bumi Tambun Bungai, tentunya sejalan dengan visi misi UPR dalam meningkatkan kualitas pendidikan bangsa dan mewujudkan UPR Jaya Raya.
“Dunia pendidikan di perguruan tinggi akan sangat mendukung hal tersebut. Sejalan dengan visi dan misi perguruan tinggi UPR dalam meningkatkan kualitas pendidikan bangsa,” pungkasnya. nvd