Omicron Belum Ditemukan di Kalteng

Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Suyuti Syamsul

PALANGKA RAYA/TABENGAN.COM– Kasus Covid-19 varian Omicron menjadi salah satu atensi pemerintah dalam upaya mencegah agar virus tersebut tidak masuk ke Kalimantan Tengah. Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Suyuti Syamsul menegaskan, hingga saat ini Omicron belum ditemukan di Kalteng.

“Kalteng sampai saat ini masih terkendali dan kasus Omicron masih belum ada di sini,” ujar Suyuti, di sela-sela rapat kerja di Palangka Raya, belum lama ini.

Menurut Suyuti, apa pun bentuk varian dari Covid-19, khususnya yang menular melalui pernapasan, seharusnya bisa ditangkal. Konsepnya dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

Namun, ia juga melihat, saat ini prokes di masyarakat mulai melonggar. Untuk itu, Suyuti terus mengingatkan masyarakat agar jangan kendur terhadap penerapan disiplin tersebut di lapangan.

Terkait capaian vaksin, Suyuti menyebut untuk tahap I sampai saat ini telah mencapai 82 persen dan tahap II ada di 42 persen.

“Dalam menghadapi varian Omicron ini ya belajar juga dari varian Delta. Pemprov juga sudah mempersiapkan 1.627 ruang isolasi, 650 tabung oksigen dan ketersediaan obat-obatan,” katanya.

Sementara itu, Asisten Ekbang Pemprov Kalteng Leonard S Ampung yang mewakili Pj Sekda Kalteng H Nuryakin menuturkan, pihaknya akan memantapkan langkah-langkah di 2022 ini dalam menghadapi gelombang ketiga.

Beberapa rekomendasi yang dihasilkan rapat penanganan Covid-19, kata Leonard, seperti berdasarkan referensi kecepatan dan tingkat serangan Omicron maka kesiapsiagaan Kalteng adalah mempersiapkan rencana pemantapan PPKM Mikro hingga merencanakan isoter pada individu tertentu.

Selain itu, meningkatkan surveilans (3T) dengan terupdate, terbaru gejala Omicron selain yang sudah ada, mempersiapkan masyarakat dalam tindakan karantina mandiri di rumah (prosedur dan pengawasan), kesiapsiagaan pada semua fasilitas kesehatan.

“Terakhir, jika Omicron dicurigai menjadi penyebab peradangan jantung sampai kematian, maka perlu adanya pengamatan terhadap peningkatan kasus sakit dan kematian karena penyakit jantung di rumah sakit, setelah adanya lonjakan kasus Omicron di transmisi lokal (masih penelitian di WHO),” ujarnya mengakhiri. drn