Pengawasan Prokes di Palangka Raya Diperketat

ISTIMEWA SOSIALISASI- Tim medis RSUD Palangka Raya, siap melayani masyarakat.

PALANGKA RAYA/TABENGAN.COM– Pemerintah pusat menyatakan hingga Kamis (3/2), total kasus Covid-19 akibat penularan varian Omicron di Indonesia mencapai 3.161 kasus. Sebanyak 1.661 kasus merupakan pelaku perjalanan dari luar negeri (PPLN) dan 1.247 berasal dari transmisi lokal.

Di Kota Palangka Raya sendiri, meskipun varian Omicron belum terverifikasi ada, namun kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir grafiknya cenderung meningkat. Data Tim Satgas Covid-19 Kota dalam 7 hari terakhir, 27 Januari-2 Februari 2022, setidaknya ada penambahan 38 kasus konfirmasi positif dengan penambahan kasus terbanyak terjadi pada 1 Februari, 17 kasus sehari.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Palangka Raya Heri Fauzi menjelaskan, penambahan kasus ini cukup signifikan.  Dibandingkan dengan perkembangan kasus seminggu sebelumnya di periode 20-27 Januari, penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 hanya ada 3 kasus.

“Ini menjadi perhatian pemerintah kota, khususnya Tim Satgas Covid-19 Kota. Sehingga kami berkomitmen melakukan pengetatan pengawasan terhadap disiplin protokol kesehatan, guna mengantisipasi lonjakan kasus serta masuknya varian Omicron ke Kota Palangka Raya,” ujar Heri, Kamis (3/2).

Untuk itu, pihaknya mulai gencar melakukan operasi yustisi guna mengawasi ketaatan masyarakat dalam menjalankan prokes saat beraktivitas sehari-hari. Setiap malam, operasi yustisi pada titik keramaian dan tempat hiburan malam (THM) telah dilakukan, memastikan para pelaku usaha menjalankan prokes dan aturan batas jam operasional dengan baik.

Selain itu, tambah Heri, pengawasan prokes juga dilakukan di sekolah-sekolah yang telah menjalankan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Kamis pagi, 2 sekolah didatangi Tim Satgas, yakni SMAN 4 dan SMAN 1 Palangka Raya.

“PTMT sudah berjalan, dan kami ingin memastikan adik-adik siswa sekolah bisa menjalankan prokes dengan baik. Saat di sana, kami masih menemukan ada beberapa siswa yang lalai dan melanggar prokes, terutama tidak memakai masker saat belajar di kelas dan saat berinteraksi. Jadi kami juga melakukan edukasi, sosialisasi dan berikan sanksi sosial bagi mereka dengan menyanyikan lagu kebangsaan,” bebernya.

Ditegaskan, guna menekan angka sebaran yang trennya meningkat, terutama mencegah masuknya varian Omicron, Tim Satgas akan melakukan pemantauan prokes di sekolah setiap harinya. Bahkan, tak menutup kemungkinan apabila kasus terus meningkat dan varian Omicron benar masuk ke Kota Cantik, maka pembatasan berupa pengetatan di pintu masuk kota dan kembali diterapkannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi siswa sekolah akan dilakukan.

“Kami masih akan memantau perkembangan kasus dulu. Hasil laporan dari Tim Satgas akan disampaikan kepada wali kota. Jika diperlukan, maka beliau akan segera melakukan evaluasi guna menentukan langkah selanjutnya. Namun, kami berharap agar kasus bisa ditekan seminimal mungkin,” katanya.

 

Pemeriksaan Sampel

Kepala Laboratorium Mikrobiologi RSUD Kota Palangka Raya dr Mayawati E S Mewo SpMK mengatakan, 4 sampel dari pasien konfirmasi positif Covid-19 probable varian Omicron yang dikirimkan beberapa waktu lalu ke Laboratorium Litbangkes di Jakarta, masih dalam tahap pemeriksaan dan hasilnya belum keluar.

“Masih belum ada kabar dari pusat untuk hasil sequencingnya,” kata dr Maya, kemarin.

Diakuinya, saat ini RSUD Kota masih belum memiliki alat khusus yang mampu mendeteksi virus Covid-19 varian Omicron. Pihaknya masih memiliki kemungkinan untuk melakukan pengadaan terhadap alat tersebut, tapi memang masih memfokuskan dengan yang tersedia di RSUD saat ini.

“Laboratorium kami sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan untuk dapat memeriksakan SGTF (S-gene target failure) sebagai metode baru untuk mendeteksi awal varian Omicron. Kami juga dibantu reagen oleh Litbangkes untuk deteksi Probable Omicron, agar mempercepat deteksi sebelum dikirim ke Litbangkes pusat,” bebernya.

Terpisah, Kepala Humas RSUD Kota dr Hendra Panguntaun menuturkan, saat ini di Poli Covid RSUD telah menerima 4 kasus baru Covid-19 pada Rabu (2/2). Keempatnya tengah menjalani isolasi mandiri karena hanya mengalami gejala ringan.

“Dari sekian banyak kasus yang ada sepekan terakhir, kami baru menerima pemeriksaan dan menangani 4 pasien. Ada kemungkinan pasien lainnya mendapatkan layanan dari RS lain atau fasilitas laboratorium non faskes yang mengadakan pemeriksaan PCR,” ungkapnya.

Menyikapi tren kenaikan kasus Covid-19 di Kota Palangka Raya serta melihat sebaran varian Omicron secara nasional, pihak RSUD Kota tidak memiliki persiapan khsusus karena sejak meredanya gelombang kedua kemarin, pihak RSUD masih tetap menyiagakan layanan Covid-19. Baik pelayanan rawat inap isolasi maupun poli Covid-19 untuk pasien isoman/rawat jalan.

“Ketersediaan obat dan penunjang seperti oksigen pun masih cukup memadai,” pungkasnya.

Data Pasien Tak Terinput

Sementara itu, seorang warga Palangka Raya setelah melakukan tes PCR pada 31 Januari 2022 dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, menurut pengakuannya dan keluarga, hingga Kamis (3/2) pagi, belum ada tindakan medis yang diberikan. Sehingga baik dirinya dan beberapa keluarga yang berkontak langsung khawatir dan tidak berani beraktivitas.

Ketika dikonfirmasi, Kabid P2P Kota Palangka Raya Irma Afsesta menjelaskan bahwa saat ini untuk  pasien semua auto rilis dari pusat. Daerah tinggal memantau pasien yang dirilis pusat sesuai inputan lab pemeriksa.
“Karena di daftar pasien saya yang dirilis oleh pusat tidak ada nama yang bersangkutan. Jadi saya harus cek ulang, biar saya tanyakan pusat. Karena kita sistemnya menggunakan auto rilis,” bebernya.

Disebutkan, pasien itu kemungkinan tidak terpantau karena KTP luar kota, sehingga lab input alamat luar. Jadi  dalam NAR dimasukkan luar kota dan bukan Palangka Raya. Dijelaskan pula, semua data input NAR masuk ke pusat berdasar data KTP dan domisili, kemudian pusat membagi ke daerah masing-masing.

“Makanya sekarang saya lagi hubungi pusat untuk melihat data tersebut. Itu yang kita katakan auto rilis, menggunakan data NAR terpusat,” imbuhnya.
Selanjutnya, tim tracing bergerak berdasar rilis NAR kemudian diverifikasi penularan terjadi di mana dan diinput ke dalam SILACAK untuk pemantauan yang bersangkutan juga kontak eratnya.

Jika sudah mendapatkan kronologis, kalau terjadi penularannya di luar kota tapi KTP Palangka Raya, itu dimasukkan di Palangka Raya. Tapi ketika tracing 14 hari ke belakang anda di luar kota, dan baru pulang 2 hari yang lalu, itu masuk kasus luar kota. Tapi kontak erat karena anda sudah 2 hari di sini, itu dipantau oleh tenaga Puskesmas di sini.

“Jadi kasus di luar kota pemantauan di sini. Tapi data anda tidak akan dirilis di sini. Kasus itu berdasarkan tertularnya di mana. Untuk penanganan tidak bisa berdasarkan laporan warga. Karena data pusat dan daerah harus sama,” tegasnya.

Ketua Tim Satgas Covid-19 Kota Palangka Raya Emi Abriyani mengatakan hal serupa. Semua data yang menginput rumah sakit dan hasilnya langsung dikirim ke Kemenkes. Sekarang untuk pasien semua auto rilis dari pusat. Jadi daerah tinggal memantau pasien yang dirilis pusat sesuai inputan lab pemeriksa. rgb/dsn