Habis Diserang Buaya, Yapqahu Tetap Ikut UNBK

SAMPIT/tabengan.com – Yapqahu Kauli (17), korban serangan buaya di Dusun Lemiring, Desa Ganepo, Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotim, tetap mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Selasa (3/4) kemarin.

Yapqahu yang merupakan pelajar kelas XII SMK Ambarwati Kecamatan Seranau ini mengikuti UNBK di SMKN 3 Sampit, Jalan Ir H Juanda, Desa Telaga Baru Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.

Dia dan kawan-kawannya mengikuti UNBK di SMKN 3 Sampit karena di sekolahnya, SMK Ambarwati, belum mendukung pelaksanaan UNBK. Untuk mencapai SMKN 3 Sampit, Yapqahu dan kawan-kawannya harus menyeberangi Sungai Mentaya dan melanjutkan perjalanan beberapa kilometer dengan jalan darat.

Pelajar jurusan Agronomi ini tetap semangat mengikuti UNBK meski tangan kirinya terluka akibat digigit buaya. “Hari ini UNBK pelajaran matematika, masuk ujian pukul 10.00 WIB pagi. Kami masuk ujian di sesi kedua,” terang Yapqahu Kauli saat dibincangi di SMKN 3 Sampit, kemarin.

Dia menceritakan, peristiwa serangan buaya tersebut bermula saat dia sedang mencuci pakaian di lanting Sungai Lemiring Desa Ganepo. Saat itu, tiba-tiba seekor buaya jenis buaya sapit menyambar tangan kirinya. “Saya sempat jatuh dan masuk ke air. Untungnya buaya itu setelah menyerang tangan saya, langsung melepaskan gigitannya dan juga langsung pergi. Kemudian saya naik ke lanting,” terangnya.

Akibat serangan buaya tersebut, tangan kiri Yapqahu mengalami bebrapa luka gigitan. Dua mata luka cukup besar dan beberapa lainnya luka kecil. “Setelah dirawat, pagi ini saya masih bisa ikut UNBK,” terangnya.

Kasubag Penyelenggaraan Tugas Pembantuan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Dinas Pendidikan Kotim, Asyari, saat memantau pelaksanaan UNBK di SMKN 3 Sampit mengapresiasi bahwa Yapqahu Kauli masih tetap masuk mengikuti UNBK meski tangannya terluka.

“Memang UNBK ini menentukan kelulusan mereka, kalau tidak ikut maka kelulusannya bisa tertunda. Kami mengapresiasi dan merasa bangga Yapqahu walapupun terluka dia masih masuk untuk mengikuti UNBK,” terangnya.

Hal tersebut, terangnya, bisa menjadi penyemangat bagi anak-anak lainnya yang masih sehat, agar lebih semangat ikut UNBK, karena Yapqahu saja yang terluka tetap bersemangat ikut UNBK.
Meski tangan kirinya terluka, Yapqahu Kauli tetap membaur dengan temannya-temannya. Sebagian besar rekannya masih penasaran dengan peristiwa yang dialaminya. Dia juga sesekali menutupi tangan kirinya dengan jaket.

Warga Tetap Beraktivitas
Sementara itu Dusun Lemiring sendiri warga setempat tampaknya tidak terlalu terpengaruh terhadap serangan buaya tersebut. Selasa (3/4) sekitar pukul 10.00 WIB, sejumlah warga tetap mencuci pakaian dan mandi di lanting-lanting.

“Kalau takut ada sih di dalam hati, tapi karena sudah terbiasa mandi di sungai ini, makanya kami tetap melakukan aktivitas seperti biasanya,” ujar Rokayah, salah satu warga Desa Ganepo.

Menurutnya, aktivitas tersebut dilakukan mereka karena sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Walaupun tidak jarang warga sekitar yang melihat adanya kemunculan buaya tersebut. Mereka juga mengaku bahwa hampir tiap hari ada saja yang melihat buaya. Terutama di daerah muara Sungai Lemiring. Namun hal itu sudah menjadi terbiasa, dan tidak terlalu dikhawatirkan. c-arb