Ekobis  

Daging Babi Tembus Rp90.000/Kg

Foto: Yulianus MAHAL – Penjual daging babi di Kawasan Pasar Kahayan, Palangka Raya, Kamis (24/3/2022)

PALANGKA RAYA/TABENGAN.COM- Harga daging babi meroket hingga tembus Rp85.000-Rp90.000 per kilogramnya. Seperti disebutkan para pedagang dan pengonsumsi daging babi, hingga 5 tahun terakhir ini belum pernah harga daging babi melonjak secara tiba-tiba.
Risma, pedagang daging babi di Pasar Kahayan Palangka Raya membenarkan hal tersebut. Menurut dia, sejak ditemukannya virus ASF di Kalteng, banyak babi ternak warga yang mati, sehingga memengaruhi ketersediaan stok daging babi.
“Stok daging babi yang masuk kurang. Yang mati karena virus kemarin banyak yang besar-besar,” kata Risma, saat dibincangi Tabengan, Kamis (24/3).
Hal serupa juga dialami oleh Idrus, peternak babi di Jalan Passendeng Kereng km 9. Kepada Tabengan Idrus membeberkan, tekstur babi yang terkena virus saat akan dipotong daging sedikit pucat dan pembuluh darah terlebih dulu pecah. Bahkan, ketika dimasak cita rasa menjadi berubah.
“Daging babi yang terpapar virus dimasak apa saja tidak enak. Selengkap apa pun bumbunya rasanya beda. Makanya jadi jarang orang yang beli. Kalau babi sehat dagingnya dibumbu apa pun pasti enak, tapi ini lain,” ujarnya.
Selain itu, Idrus juga mengatakan dengan kondisi tersebut peternak enggan menjual babinya ke pasar atau ke perorangan dengan alasan takut pelanggan menjadi kecewa.
Seperti diketahui, African Swine Fever (ASF) adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen, sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Virus ASF sangat tahan hidup di lingkungan dan relatif lebih tahan terhadap disinfektan.
Bahkan hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk pencegahan penyakit ASF. Penyakit ini merupakan ancaman bagi populasi babi di Indonesia yang mencapai kurang lebih 8,5 juta ekor. dsn