PALANGKA RAYA/tabengan.co.id- Senator Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustin Teras Narang menggelar sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan secara virtual bersama dengan 250 mahasiswa dan pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Eka Harap Palangka Raya, Jumat (25/3).
Anggota Dewan Perwakilan daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kalteng ini secara ringkas memaparkan arti penting 4 Pilar Kebangsaan Indonesia yang terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Teras Narang mengatakan, pemaparan tidak semata berkenaan dengan 4 pilar tersebut, tapi juga tantangan kebangsaan Indonesia baik secara internal maupun eksternal. Tantangan merujuk pada pandangan dan Ketetapan MPR RI Nomor VI tahun 2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa. Lewat refleksi dan diskusi kritis para wakil rakyat sejak 2 dekade lalu, telah disebutkan tantangan kita.
“Adapun tantangan ini antara lain secara internal berupa masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama serta munculnya pemahaman keliru terkait agama serta pandangan yang sempit. Tantangan internal kedua terkait pengabaian akan kepentingan daerah juga timbulnya fanatisme kedaerahan. Ketiga, terkait SARA, kurang berkembangnya penghargaan atas kebhinekaan dan kemajemukan. Lalu keempat, kurangnya keteladanan dalam sikap dan perilaku sebagian pemimpin dan tokoh bangsa. Kelima, tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal,” kata Teras Narang.
Selanjutnya, kata Gubernur Kalteng periode 2005-2015 ini, tantangan kebangsaan secara eksternal disebutkan antara lain ada 2 hal. Antara lain soal globalisasi yang memengaruhi kehidupan kebangsaan kita, terlebih dengan adanya revolusi industri 4.0 yang tengah menjadi tantangan global dan munculnya disrupsi di tengah pandemi.
Selain itu, tantangan eksternal berikutnya adalah kapitalisme yang makin menghadirkan tekanan terhadap Indonesia. Dalam perumusan kebijakan nasional, agenda kapitalisme selalu mewarnai untuk menguasai sektor kehidupan bangsa kita.
Untuk itu, kata Teras Narang, berbagai tantangan ini harus dihadapi dengan memahami landasan ideologi berbangsa dan bernegara. Dalam semangat persatuan, mesti teguh memegang 4 pilar sebagai pemersatu kebangsaan.
“Salah satu peserta mempertanyakan apakah Pancasila masih relevan hari ini. Jawaban saya tegas, relevan. Sangat relevan, bahkan tidak diragukan, Pancasila justru hari ini menjadi rujukan bangsa-bangsa di dunia yang banyak terpecah. Sebagai bangsa dengan keragaman luar biasa,baik suku, agama, hingga budaya, kita tentu tak bisa sejauh ini mempertahankan kemerdekaan bila tidak ada Pancasila,” kata Teras Narang
Semoga kita semua, khususnya generasi muda, setia menjaga 4 Pilar Kebangsaan sebagai modal dalam membangun kemajuan, keadilan, serta kemakmuran Indonesia. ded