SAMPIT/TABENGAN.COM-Wakil Ketua I DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) Rudianur meminta Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim), fokus untuk menurunkan angka kasus stunting di wilayah ini.
Apalagi, menurutnya, pemerintah pusat telah menetapkan Kotim menjadi salah satu Kabupaten lokus penanganan stunting dengan angka yang cukup tinggi, yakni mencapai 48,84 persen.
“Angka stunting di Kotim cukup tinggi. Untuk itu Kita berharap angka stunting di Kotim ini terus turun,” ujarnya Rabu (13/4/2022).
Dilanjutkan Rudianur, lokus stunting di Kotim sendiri bertambah dari yang semula berjumlah 10 desa pada tahun 2020 menjadi 29 desa di tahun 2021-2022. Artinya, ada tambahan 19 desa dengan angka stunting yang cukup tinggi yang menjadi prioritas penanganan. Berdasarkan target pemerintah pusat data bayi dan balita yang terinput dalam aplikasi E-PPGBM minimal 80 persen.
Untuk itu ia meminta Pemkab melalui instansi terkait untuk melakukan beberapa program, diantaranya memaksimalkan inputan data bayi dan balita ke dalam aplikasi E-PPGBM, sehingga dapat diketahui secara pasti jumlah dan sebaran prevalensi di Kotim. Selain itu juga meningkatkan koordinasi dengan Camat, Kades, Puskesmas, PKK dan Kades Pembangunan Manusia yang ada di desa untuk membantu dalam memaksimalkan inputan data bayi dan balita. Kemudian meningkatkan realiasasi anggaran dari DAK dan BOK stunting sesuai target sasaran yang telah ditetapkan.
“Penyelesaian masalah stunting tentunya tidak dapat dilakukan dengan jangka waktu yang singkat. Perlu ada komitmen bersama agar penanganan masalah ini dilakukan terus menerus dan berkelanjutan,” ujarnya. c-may