Ikan Makarel Sudah Aman Dikonsumsi

JAKARTA/tabengan.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan telah menarik produk ikan makarel dalam kaleng yang mengandung parasit cacing Anisakis dari peredaran. Dan, BPOM mengimbau masyarakat tidak lagi khawatir mengonsumsi ikan makarel.

“Saat ini produk yang ditarik dari peredaran sudah sangat signifikan, sehingga (produk ikan makarel) aman di luar (produk yang ditarik) itu,” kata Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito dalam konferensi pers di Kantor BPOM, Jumat (6/4).

Sebelumnya, BPOM mengumumkan ada 27 merek produk ikan makarel dalam kaleng yang mengandung parasit cacing, terdiri atas 16 merek impor dan 11 merek produk lokal. Dari merek-merek tersebut, hanya 138 batch (bets) atau kode produksi yang mengandung parasit cacing.

Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM Suratmono mengatakan produk ikan makarel dari merek impor yang sudah ditarik sekitar 22 juta kaleng. Sedangkan produk lokal yang sudah ditarik sekitar 47 ribu kaleng.

“Saya pastikan sudah hampir semuanya,” katanya.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo mengatakan parasit cacing Anisakis mengatakan parasit cacing tidak ditemukan pada ikan makarel di luar bets yang ditarik tersebut.

Selain itu, parasit cacing juga tidak ditemukan pada ikan lain seperti cakalang, udang dan sarden. “Bahan baku lainnya aman, tidak ada ditemukan insiden apapun,” katanya.

Penemuan parasit cacing merupakan hasil dari pengujian BPOM terhadap 541 sampel ikan makarel dalam kemasan kaleng yang terdiri atas 66 merek yang beredar di seluruh Indonesia. Pengujian itu merupakan tindak lanjut dari penemuan cacing dalam produk Farmer Jack Mackerel di Pekanbaru, Riau, pada Selasa, 20 Maret 2018.

Bukan perairan Indonesia
Penny juga menjelaskan, adanya temuan parasit cacing pada produk ikan makarel kalengan itu disebabkan adanya fenomena alam di perairan di luar Indonesia. Ini yang mencemari bahan baku ikan makerel yang diproduksi dan kemudian diimpor ke Indonesia.
“Ini jadi pembelajaran bagi kita juga, dan ini adalah sesuatu yang tidak bisa kita proyeksi dari awal. Masalah cacing dalam produk makerel dari batch yang diumumkan dapat dikendalikan,” ujar dia.

Sementara itu, Diten Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo menambahkan, secara alamiah cacing dalam bentuk apapun tersedia di alam, dan karakteristik ikan makerel jenis kecil ini bergerak di kolong permukaan air laut di wilayah subtropis.

“Makerel bergerak di permukaan dalam jumlah yang besar atau schooling. Fenomena ini terjadi ada spesies makerel yang kandungan anisakis cukup banyak pasti terjadi keadaan luar biasa di wilayah perairan tertentu pada waktu tertentu,” jelas Nilanto. t-co/v-nws