MUARA TEWEH/TABENGAN.CO.ID– Sejumlah warga Desa Jangkang Baru, Kecamatan Lahei Barat, Kabupaten Barito Utara berinisiatif membuat penampungan air bersih di anak Sungai Jabung untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab, Sungai Jabung sudah tidak layak dikonsumsi, seperti untuk memasak nasi. Airnya keruh diduga akibat rangkaian aktivitas PT Arsy Nusantara.
Anak sungai dari Sungai Jabung ini adalah satu-satunya anak sungai yang tersisa dari beberapa sungai di wilayah Desa Jangkang Baru, karena Desa Jangkang Baru sudah dikepung perusahaan pertambangan batu bara.
Saat ini sungai yang sudah tidak layak dikonsumsi seperti Sungai Jabung, Sungai Liang yang merupakan anak dari Sungai Barito. Untuk itu, sejumlah warga berinisiatif membuat dam atau tabat dari anak Sungai Jabung yang masih tersisa.
Alpi Sukadi, warga Desa Jangkang Baru, mengatakan, inisiatif membuat dam/tabat dari anak Sungai Jabung ini demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebab, mereka sangat kesulitan mendapatkan air bersih akibat Sungai Jabung yang selama ini dikonsumsi sudah keruh terdampak penambangan PT Arsy Nusantara.
Menurut Alpi, di Sungai Jabung tersebut ada sarana air bersih milik warga Jangkang Baru. Sementara kondisi desa saat ini sudah terkepung pembuangan limbah cair dari sejumlah aktivitas penambangan batu bara.
“Seperti terjadi di Sungai Liang Manuhang yang sudah rusak ekosistem. Hanya dari anak Sungai Jabung inilah harapan kami warga Desa Jangkang Baru untuk mendapatkan sumber air bersih karena masih dekat dengan permukiman Desa Jangkang Baru,” kata Alpi kepada Tabengan, Senin (11/7/2022) pagi.
Warga juga berharap kepada Bupati Barito Utara H Nadalsyah untuk menindak tegas perusahaan-perusahaan nakal yang dalam kegiatannya tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, terkhusus dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Kepala Teknik Tambang (KTT) PT Arsy Nusantara Normal Manalu enggan berkomentar banyak.
“Maaf pak, saya lagi cuti emergency. Saya belum paham rencana itu, terima kasih,” ujar Manalu, singkat.
Sebelumnya, Normal Manalu menyatakan, hanya segelintir orang yang mempermasalahkan hal ini. Menurutnya, tidak mungkin semua warga Jangkang Baru karena karyawan PT Arsy Nusantara sudah 90 persen warga lokal.
Namun, saat Tabengan ingin mengetahui lebih detail jumlah karyawan lokal yang dimaksud 90 persen, hingga saat ini Normal Manalu tidak bisa menjawab. Alasannya, minta data dari pihak HR dulu. Sampai berita ini diterbitkan, jumlah karyawan lokal yang dimaksud masih belum diketahui.
“Kalau 90 persen warga lokal yang bekerja itu tidak masuk akal. Kita perhitungkan saja, misalkan jumlah warga Desa Jangkang Baru 500 orang, kalau diperhitungkan 90 persen yang bekerja, berarti dengan pekerja 450 orang yang bekerja di PT Arsy Nusantara. Namun, fakta di lapangan tidak seperti yang dikatakan oleh pihak perusahaan tersebut,” timpal salah satu warga Desa Jangkang Baru. c-hrt