PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Pernyataan sikap dilakukan puluhan orang tua/wali murid SDN 14 Palangka, Jalan Mendawai, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Jumat (20/8).
Mereka keberatan peserta didik harus dipindahkan ke sekolah lain, imbas ambruknya bangunan sekolah beberapa waktu lalu. Sejak 1-2 bulan lalu, para peserta didik di SDN 14 Palangka dipindahkan ke sekolah lain.
Orang tua murid SDN 14 Palangka, Gepak Firman mengatakan, alasan pertama tidak difungsikannya sekolah ini memang hasil analisa dari pihak dinas dan Inspektorat bahwa bangunan sekolah ini tidak layak untuk digunakan lagi.
Ia dan orang tua lainnya berharap bangunan bagi para peserta didik segera diperbaiki.
“Harapan kami agar sekolah ini dibangun dan diperhatikan, dikarenakan ini satu-satunya Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang berada di Kompleks Mendawai Sosial,” katanya.
Firman menerangkan, dalam 1-2 bulan terakhir, para murid bergabung dengan sekolah lain, seperti SDN 1 Palangka dan SDN 6 Palangka. Kendala dihadapi karena jarak sekolah yang baru cukup jauh dari rumah.
“Banyak orang tua murid yang bekerja sebagai buruh dan pemulung, hal ini sangat berimbas ketika anaknya belajar di sekolah di tempat yang lebih jauh,” terangnya.
Dewi, orang tua murid lainnya, menambahkan, wacana pemindahan tersebut ada dikarenakan kondisi sekolah yang memang tidak layak lagi. Berdasarkan itu, pihak dinas terkait melakukan pemindahan di lokasi berbeda. Namun, pemindahan yang merupakan saran dari dinas dinilai memiliki jarak terlalu jauh dari kediamannya.
“Yang disarankan terlalu jauh bagi anak-anak di Mendawai. Kami berharap kalau bisa dibangun saja SDN di kawasan ini,” kata Dewi.
Dikonfirmasi terpisah, Plt Kepala Disdik Palangka Raya Jayani mengatakan, tidak ada penutupan pada sekolah tersebut. Namun, orang tua murid justru menganggap sekolah ditutup.
Jayani menegaskan, pada saat pertemuan dengan tim ahli dari UPR dan Inspektorat yang memeriksa kondisi tanah, bangunan SDN 14 Palangka tidak ditutup, tapi agar tidak beraktivitas di sekolah.
“Bangunan itu sangat berbahaya, kemarin diputuskan bahwa diminta oleh tim ahli pertanahan bahwa jangan ada aktivitas kegiatan pembelajaran di situ,” jelasnya.
Menurut Jayani, robohnya bangunan sekolah disebabkan struktur tanah di sekolah tergerus oleh air. Instruksi dari Wali Kota, jika sudah mendapatkan tanah di sekitar situ, akan dibangun kembali gedung sekolah yang baru.
“Masalahnya kan sekarang mencari tanah di sekitar situ tidak mudah. Pembangunan tidak akan di lokasi yang sama karena sangat berbahaya,” kata Jayani. fwa/drn