PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID– Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustin Teras Narang berkesempatan melakukan diskusi dan sosialisasi 4 pilar kebangsaan. Tercatat, ada 4 lembaga yang dilakukan sosialisasi 4 pilar, dan sasaran utamanya adalah pemuda.
Sosialisasi 4 pilar, kata Gubernur Kalteng periode 2005-2015 ini, dilakukan di sejumlah lembaga. Mulai dari Universitas Kristen Palangka Rata (UNKRIP), Institut Agama Islam Negeri IAIN) Palangka Raya, Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMP), dan terbaru di hadapan para pemuda dari berbagai organisasi pemuda yang tergabung dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Palangka Raya.
Perlu ditegaskan, kata Senator Kalteng ini, pada tahun 2030 Indonesia akan menerima bonus demografi. Siapkah pemuda Kalteng akan bonus itu? Bagaimana pemuda Kalteng menerima bonus demografi itu? Ingat, menuju 2030 hanya tersisa 8 tahun, dan itu adalah waktu yang sangat singkat. Bagaimana kesiapan para generasi mudah Kalteng dalam menghadapi berbagai tantangan yang semakin kompleks?
Teras melanjutkan, tahun 2001 tantangan yang dihadapinya tidak sama dengan tantangan pada era sekarang ini. Tantangan sekarang ini jauh lebih kompleks dan lebih berat. Mulai dari masalah globalisasi, masalah pandemi, dan yang terbaru adalah masalah yang menyangkut digitalisasi, juga narkoba, sampai pernikahan usia anak.
“Itu sebagian dari tantangan yang akan dihadapi. Tugas saya sebagai orang tua sebatas mengingatkan dan membekali mereka dengan apa yang dimiliki. Ke depan, ini akan menjadi giliran kalian para generasi muda. Apabila generasi muda sekarang ini tidak siap menyambut bonus demografi, apa yang akan terjadi dengan Kalteng khususnya,” kata Teras Narang, di sela-sela diskusinya di Palangka Raya, Kamis (22/9).
Sebab itu, Teras mengakui, respons yang positif diberikan oleh para generasi muda dengan adanya diskusi dan sosialisasikan 4 pilar kebangsaan ini. Tidak semata mengingatkan apa yang sudah diwariskan oleh pendiri bangsa ini, tapi juga terus membekali generasi muda.
“Apa yang ada sekarang ini, jelas Teras, adalah pemberian. Tidak perlu lagi saling membeda-bedakan. Kamu suku apa, kamu agama apa, kamu golongan apa, ataupun kamu dari mana, itu semua jangan dilakukan,” katanya.
Menurut Teras, Kalteng beruntung memiliki Falsafah Huma Betang, di mana dalam rumah yang dangat besar itu, tapi mampu menampung begitu banyak jiwa dengan berbagai macam suku, adat, agama, ataupun yang lainnya, tapi tetap rukun dan damai.
Pemuda Kalteng sekarang ini, ungkap Teras, calon pemimpin daerah dan pemimpin nasional. Tinggal bagaimana meningkatkan kualitas ke depan di tengah begitu banyak tantangan yang dihadapi, termasuk tantangan kebangsaan. Semangat Huma Betang yang selama ini menjadi milik suku Dayak tidak boleh luntur. Apabila semangat ini dapat terus dipertahankan, maka Indonesia pada umumnya, dan Kalteng pada khususnya akan aman.ded