*Banjir di Sukamara Terus Naik, 2900 Warga Terdampak
PANGKALAN BUN/TABENGAN.CO.ID – Banjir masih melanda 4 Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) sejak tanggal 5 September 2022. Akibat banjir yang menyebabkan kerugian bagi daerah yang terdampak, bahkan kondisi perekonomian Kobar menjadi sedang tidak baik baik saja atau melambat.
Banjir yang menerjang wilayah Bumi Marunting Batu Aji merusak bukan pemukiman penduduk saja jadi sasaran luapan air sungai, tetapi juga merusak areal persawahan, pertanian rusak bahkan gagal panen. Bahkan banjir pun merusak infrastruktur dan fasilitas umum lainya.
Plt Sekda Kobar Junni Gultom ketika di Konfirmasi Tabengan, Jumat ( 27/10) menegaskan bahwa kondisi perekonomian Kobar saat ini tengah melambat terutama pada pertumbuhan ekonomi triwulan III tahun 2022.
“Sektor ekonomi dalam PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) yang terdampak banjir bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi triwulan III tahun 2022 akan mengalami perlambatan,” kata Plt Sekda Kobar Junni Gultom.
Sebab wilayah yang terdampak banjir menghambat aktivitas di sektor pertanian, perikanan, peternakan. Termasuk juga aktivitas transportasi, karena akses terhambat.
“Aktivitas perdagangan karena distribusi barang terhambat akibat infrastruktur yang terdampak banjir, tentunya juga akan menghambat juga perkembangan aktivitas penyediaan akomodasi dan restoran, dengan demikian akibat banjir ini sangat mempengaruhi indeks harga dalam perhitungan PDRB ADHK (Atas Dasar Harga Berlaku) karena akan mengalami kenaikan,” ujar Plt Sekda Kobar ini.
Namun demikian lanjut Junni Gultom, saat ini konsentrasi pemerintah masih dalam percepatan penanganan bencana banjir, terutama masyarakat yang terdampak banjir merupakan prioritas utama. Mengingat banjir di Kobar ini jangkauanya sangat luas, sehingga membutuhkan penanganan yang serius.
Banjir Masih Tinggi, Pengungsi Tinggalkan Pengungsian
Sementara itu Kepala BPBD Kobar Syahruni mengatakan bahwa hingga Jumat (27/10) pengungsi mulai banyak yang meninggalkan tenda tenda pengungsi. Mereka (Pengungsi) banyak yang mengungsi ke rumah saudaranya dan ada juga sementara menempati rumah kontrakan /barakan.
“Saat ini jumlah masyarakat yang tinggal di tempat pengungsian sebanyak 4.858 jiwa dari 1.678 kepala keluarga, yang sebelumnya jumlah pengungsi mencapai angka 8.747 jiwa dari 3.061 kepala keluarga. Berkurangnya jumlah pengungsi ini bukan karena wilayahnya sudah surut melainkan mereka memilih mengungsi ke rumah saudaranya atau ngontrak rumah sementara waktu,” ujar Syahruni.
Sebab menurutnya, sampai saat ini debit air masih bertahan belum ada tanda tanda surut, Samahalnya yang terjadi di jalan yang ada di dalam kota Pangkalan Bun, seperti Jalan Pangeran Antasari, Matnoor, Achmad Yani, kondisi ketinggian air masih bertahan dan jalan tersebut sementara waktu di tutup.
“Untuk masyarakat yang masih terdampak berada di Kecamatan Arut Selatan, Arut Utara, Kumai dan Kecamatan Kotawaringin Lama. Dimana banjir menerjang 30 desa dari 4 Kecamatan tersebut, namun wilayah yang paling terparah terjadi di Kecamatan Arut Selatan, sementara itu total keseluruhan yang terdampak banjir mencapai 27.660 jiwa dari 8.065 kepala keluarga, ” Imbuh Syahruni.
Banjir Sukamara Kian Parah
BPBD Kabupaten Sukamara mencatat, Kelurahan Padang dan Kelurahan Mendawai Kecamatan Sukamara, Kabupaten Sukamara terdampak banjir luapan Sungai Jelai.
Selain disebabkan curah hujan tinggi, banjir di Sukamara juga dipicu air kiriman dari perhuluan Sungai Jelai dan dan Sungai mapan, seperti dari Kalbar, dari Balai Riam dan Permata Kecubung.
Tinggi muka air mengalami peningkatan signifikan sejak dua hari terakhir. Dampaknya merendam jalan, rumah warga fasilitas publik seperti sekolah, pasar dan pusat layanan kesehatan.
Untuk jumlah warga yang terdampak banjir saat ini di Kelurahan Padang mencapai 14 RT dan menjadi wilayah paling luas terdampak banjir dengan 782 rumah terendam dan ada sebanyak 873 Kepala Keluarga (KK) sebanyak 2.967 jiwa. Sementara jumlah KK yang mengungsi ada 171 KK atau sebanyak 526 jiwa.
Wakil Bupati Sukamara Ahmadi mengatakan, untuk penanganan banjir pihaknya telah melakukan berbagai upaya salah satunya mendirikan berbagai tempat pengungsian yang bisa digunakan warga.
“Selain itu ketersediaan sembako untuk satu bila ke depan masih mencukupi berkat bantuan semua pihak,” ujar Ahmadi, Kamis (27/10).
BPBD Kabupaten Sukamara melalui Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Ahmad Puan Jen S.H., mengatakan pihaknya saat ini terus melakukan, pemantauan debit air dan membantu masayarakat yang akan melakukan evakuasi.
“Untuk saat ini ketinggian air terus meningkat saat ini kedalaman banjir bervariasi dari 10 Cm hingga 40 Cm dan kami akan terus melakukan patroli dan membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan” ucapnya.
“Untuk saat ini banyak warga yang sudah mengungsi ke tempat yang sudah di sediakan seperti di gedung Bumi Gawi Barinjam. Sementara untuk gedung BPG masih belum di fungsikan karena masih banyak warga yang mengungsi ke sanak saudara yang tidak terdampak banjir,” jelasnya. c-uli/c-jt