SAMPIT/TABENGAN.CO.ID-Ketua DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) Rinie meminta Pemerintah Daerah meningkatkan program-program kesehatan yang fokus dalam pemberantasan kasus stunting di Kotim. Kondisi stunting sendiri merupakan kondisi seorang anak yang tumbuh dengan tubuh pendek.
“Stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang bisa menyebabkan kemampuan mental dan belajar serta prestasi yang kurang,” ujarnya, Minggu (13/11/2022).
Untuk itu, menurutnya, diperlukan program untuk para ibu dan juga ibu hamil untuk dapat memberikan nutrisi dan gizi yang cukup kepada anak-anaknya. Sebab peningkatan gizi keluarga sebagai peningkatan sumber daya manusia generasi penerus, termasuk dalam upaya mencegah anak menderita stunting.
Selain itu, lanjutnya, stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Kondisi ini bisa terjadi dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia sekitar dua tahun. Stunting juga disebutkan sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi.
Untuk mencegah penyakit ini, menurutnya diperlukan sosialisasi dan edukasi yang mengajak masyarakat meningkatkan pemenuhan gizi keluarga. Masyarakat diajarkan diversifikasi pangan agar asupan gizi tercukupi.
“Masyarakat harus diberikan edukasi agar tidak hanya mengonsumsi nasi, karena banyak ragam pangan untuk pemenuhan sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral sehingga membuat kualitas gizi terus meningkat. Kita harus mengatasi kekurangan gizi sehingga kualitas sumber daya manusia generasi penerus juga meningkat,”terangnya.
Selain itu politisi asal PDI Perjuangan ini juga menyarankn agar Pemerintah Daerah dapat berkolaborasi bersama PKK Kotim untuk menurunkan angka kasus stunting yang cukup tinggi di wilayah itu. Dengan berkolaborasi melalui program-program PKK, dirinya meyakini PKK di Kecamatan pun dapat membantu menekan angka kejadian kasus. (C-May)