PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Ketua Panitia Workshop Pembuatan Batik Benang Bintik Gauri Vidya Dhaneswara menjelaskan, ada yang perlu dipahami terkait dengan Benang Bintik. Benang Bintik dalam bahasa Dayak Ngaju berarti Kain Tanda atau Simbol. Motif yang terdapat pada Benang Bintik Kalteng itu sifatnya florist.
Gauri melanjutkan, florist memiliki makna konsep motif itu berdasarkan pada alam lingkungan yang ada di sekitarnya, spesifiknya mengacu pada tanaman. Sebab itu ada dikenal motif berdasarkan tanaman Bajakah Kalalawit atau Bajakah Hulek. Ini adalah jenis motif yang coba dikreasikan oleh para pelaku Benang Bintik.
Motif sebuah ornamen, kata Gauri, umumnya tidaklah baku. Setiap motif dapat dikreasikan, tanpa mengubah makna dari konsep tersebut. Contoh motif daun. Pembuatan motifnya tidak hanya berbentuk daun semata, tapi juga dikreasikan dengan hanya bagian urat daun saja.
“Contoh lain adalah Dandang Tingang atau Bulu Tingang atau Enggang, sekarang ini banyak dikreasikan bentuknya. Gambar kepala burung tingang dikreasikan dengan sulur-suluran. Motif yang dimiliki Kalteng memang relatif lebih sederhana karena bersifat florist, daun mengandung unsur F,” kata Gauri, saat menjelaskan motif Benang Bintik khas Kalteng, di Palangka Raya, Kamis (24/11).
Motif Benang Bintik Kalteng, tambah Gauri, memang benar-benar hasil pengamatan dan hasil observasi terhadap lingkungan sekitar. Apa yang menurut suku Dayak Kalteng itu indah, maka diaplikasikan dalam sebuah karya seni, salah satunya motif Benang Bintik. Kalteng memiliki motifnya sendiri, dan itu yang perlu untuk terus dikembangkan. Sementara teknik membuatnya dalam bentuk cat, ataupun lukis, belajar dari suku Jawa yang sudah mahir dalam membuat batik, tidak masalah.
Kembali, ungkap Gauri, motif yang dibuat adalah motif yang sederhana. Misalnya saluang murik, atau dari benih. Motif dari padi yang dikreasikan.
Sementara itu, Narasumber Workshop Abdul Syukur, mengatakan, Benang Bintik memiliki makna yang hampir sama dengan kata Batik. Benang Bintik adalah selembar benang yang berisi susunan titik. Sebab itu, apa yang dimiliki Kalteng sangat diharapkan untuk dapat dikembangkan potensinya.
“Satu yang saya arahkan, jangan segala sesuatu selalu diartikan selalu Jawa. Tetapi bangunlah Batik yang di Kalteng dikenal dengan nama Benang Bintik, bangunlah dengan mengedepankan potensi lokal yang ada di sini. Contoh motif Batang Garing. Motif ini harus diangkat lebih luas lagi,” kata Syukur.
Belum lagi, kata Syukur, dikaitkan dengan flora. Di Kalteng ada mawar hitam, kantong semar, ataupun motif lainnya. Motif lain seperti legenda dan sejarah juga menarik untuk dikembangkan. Misalnya bagaimana sosok Tjilik Riwut membangun Kalteng. Selama ini, pemahaman terkait motif itu adalah gambar. Padahal, motif adalah maksud atau tujuan. Gambar yang terdapat dalam Benang Bintik, pasti memiliki makna ataupun tujuan. ded