PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID– Menindaklanjuti petisi atas penolakan terhadap proses Pemilihan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Palangka Raya (UPR), sejumlah dosen dan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Dekonstruksi FISIP menggelar aksi unjuk rasa, di depan gedung Rektorat UPR, Jalan Hendrik Timang, belum lama ini.
Salah satu peserta aksi unjuk rasa sekaligus Ketua Unit Penjaminan Mutu FISIP UPR Dr Ricky Zulfauzan SSos MAp, saat dikonfirmasi Tabengan via WhatsApp, Rabu (1/2), membenarkan bahwa sebelumnya Gerakan Dekonstruksi FISIP menggelar aksi unjuk rasa di gedung Rektorat UPR. Namun, saat berlangsungnya aksi yang dihadapi oleh Plt Wakil Rektor II Bidang Umum, pihaknya justru mendapatkan tekanan dan intimidasi.
“Kami tiba di Gedung Rektorat UPR sekitar pukul 10.42 WIB pada hari Senin. Namun Rektor sedang tidak berada di tempat dan akhirnya massa ditemui oleh Darmae Nasir selaku Plt Wakil Rektor Bidang Umum UPR yang mewakili Rektor. Maksud serta tujuan aksi ini adalah untuk audiensi terkait petisi pemberhentian proses Pildek FISIP UPR, tetapi justru mendapat intimidasi,” ucapnya.
Ricky mengaku sangat menyayangkan sikap arogan dan semena-mena yang ditunjukkan oleh Darmae. Mengingat Darmae hanya menjabat sebagai Plt Wakil Rektor yang masa jabatannya hanya berlaku 3 bulan dan boleh diperpanjang lagi 3 bulan atau maksimal 6 bulan.
“Saat berlangsungnya aksi, Darmae mengancam salah satu peserta dengan melontarkan kalimat. Nanti kami akan memperingatkan anda sesuai dengan Peraturan Rektor tentang kebebasan mimbar akademik. Tentunya hal ini sangat disayangkan karena kami hanya ingin beraudiensi dengan Rektor, tetapi malah mendapatkan perlakukan seperti itu,” ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya mengaku tidak gentar sedikit pun dan memberikan batas waktu kepada Rektor UPR untuk bertemu mereka 2×24 jam atau 2 hari, dimana Gerakan Dekonstruksi FISIP UPR akan kembali melakukan aksi unjuk rasa dan membawa massa yang lebih banyak.
“Jika hal itu tidak diindahkan Rektor, maka kami akan kembali melakukan aksi unjuk rasa dan membawa massa yang lebih banyak dari sebelumnya,” pungkas Ricky.
Untuk diketahui, hingga berita ini diturunkan, Tabengan telah berusaha melakukan konfirmasi ke pihak Rektorat dengan mendatangi langsung ke gedung Rektorat UPR, namun Plt Wakil Rektor II atau yang bersangkutan masih belum bisa ditemui dan belum memberikan tanggapan. nvd