Yepta: Pemerintah Diam, Jalan Dipakai Kendaraan PBS Pertambangan, Kehutanan, Perkebunan dan Perusahaan Logging
KUALA KURUN/TABENGAN.CO.ID– Ramai beredar di media sosial video perkelahian antarwarga pengguna jalan yang terjadi di ruas jalan Kuala Kurun-Palangka Raya, tepatnya di Desa Pematang Limau, Kecamatan Sepang, Kabupaten Gunung Mas, Selasa (21/2).
Dalam video tersebut, terlihat seorang warga pengguna jalan memegang sepotong kayu di tangannya, mencoba menghadapi 3 orang yang diduga sopir truk angkutan milik salah satu perusahaan besar swasta (PBS). Dia juga menggenggam potongan kayu sebagai alat untuk melawan.
Belum ada kronologi jelas terkait dengan terjadinya keributan di ruas jalan tersebut. Namun, diduga perkelahian dipicu oleh seringnya terjadi kemacetan yang didominasi angkutan truk PBS di tengah kerusakan ruas jalan, sehingga membuat para pengguna jalan umum menjadi emosi.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, kemacetan panjang kembali terjadi di ruas jalan yang menghubungkan Kuala Kurun dan Palangka Raya.
Koordinator Aliansi Masyarakat Gunung Mas (AMGM) Yepta Diharjda mengungkapkan keprihatinannya, karena kerusakan jalan dan masih banyaknya truk angkutan PBS yang melintas dinilai sangat mengganggu aktivitas masyarakat umum, sehingga sampai terjadi keributan.
“Saya selaku Koordinator AMGM yang selama lebih dari 2 tahun memperjuangkan hak masyarakat terhadap penggunaan jalan umum yang selama ini dieksploitasi oleh kendaraan angkutan PBS pertambangan, kehutanan, dan perkebunan merasa prihatin atas kejadian perkelahian di jalan umum lokasi Desa Pematang Limau akibat kemacetan panjang oleh truk angkutan PBS. Ini wajar, karena sangat mengganggu aktivitas masyarakat umum,” ungkapnya.
Menurut Yepta, seharusnya pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten, bertindak sejak dulu dalam menegakkan aturan penggunaan jalan umun berdasarkan Perda Provinsi Kalteng Nomor 7 Tahun 2012. Mendorong, bahkan memaksa PBS untuk segera membuat jalan khusus.
“Hal seperti itu tentu pasti terjadi, sebab masyarakat umum pengguna jalan merasa sangat terganggu akibat ruas jalan yang seharusnya menjadi jalan umum, banyak didominasi oleh angkutan PBS,” terangnya.
Yepta juga menjelaskan, AMGM sendiri setelah melakukan beberapa kali aksi, sudah bertemu langsung dengan Owner PBS sektor pertambangan. Dari pertemuan tersebut, Owner PBS berkomitmen membuat jalan khusus dan menunjukkan peta jalan yang akan dilewati nantinya. Ada 4 alternatif jalan yang akan disurvei oleh tim, dan informasinya tim Owner PBS sudah ada di lapangan melakukan survei.
“Nah, maksud kami, pemerintah dengan kondisi yang seperti sekarang ini di ruas jalan umum mendorong terus, bahkan memberikan kemudahan-kemudahan agar jalan khusus ini dapat cepat selesai,” tuturnya.
Ia menambahkan, pada 27 Februari 2023 mendatang AMGM akan melakukan pertemuan kembali dengan Owner PBS. Sekaligus menanyakan progres pembuatan jalan khusus dan menyampaikan kondisi yang terjadi di lapangan agar menjadi perhatian Owner PBS untuk dapat mengatasi sambil menunggu jalan khusus selesai dibuat.
MABB Setop Truk PBS
Sementara itu, akibat perkelahian yang terjadi, Organisasi Masyarakat (Ormas) Mandau Apang Baludang Bulau (MABB) menyetop seluruh angkutan PBS melewati ruas jalan Kuala Kurun-Palangka Raya.
Simpundiano, Humas DPD MABB Gunung Mas, mengungkapkan, penutupan tersebut dikarenakan sudah banyak terjadi permasalahan, bahkan sampai menghilangkan nyawa orang akibat PBS menggunakan ruas jalan umum.
“Yang kami larang hanya angkutan PBS. Hingga saat ini masih kami tutup sambil menunggu hasil mediasi di Polsek Sepang. Sebelumnya juga terjadi kecelakaan antara pengguna jalan dan truk PBS batu bara hingga menghilangkan nyawa, sekarang pengeroyokan oleh sopir PBS batu bara terhadap anggota kami,” pungkasnya. c-hen