Dewan Kritisi Aktivitas Badut Membawa Anak 

Anggota Komisi C DPRD Kota Palangka Raya, Susi Idawati

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Keberadaan para badut yang  beraktivitas meminta-minta dengan membawa anak di bawah umur di sejumlah jalan protokol Kota Palangka Raya, ternyata menarik perhatian dari kalangan anggota DPRD setempat. Sebagian menilai jika kondisi tersebut sangat memprihatinkan, terutama bagi anak.

“Beberapa kali saya lewat, salah satunya di arah Jalan Ahmad Yani dimana ada orang tua yang bekerja sebagai badut dengan membawa anak, mangkal di pinggiran jalan protokol seraya mengharap uluran tambah para pengendara,” ungkap anggota Komisi C DPRD Kota Palangka Raya, Susi Idawati, baru-baru ini.

Anggota dewan dari Fraksi Partai NasDem ini menilai, aktivitas badut itu terlihat seperti eksploitasi anak.

“Kasian anaknya yang masih kecil ikut terkena panas, hingga terkena debu di jalan,” tambahnya.

Susi dapat memahami, jika cara mencari rezeki seperti itu dengan alasan ekonomi memang tidak bisa di halangi. Akan tetapi, menurut Susi, sebagai orang tua tidak boleh mengabaikan hak anak.

Mengatasi hal seperti inilah, juga menjadi pekerjaan rumah bagi dinas terkait yang menaungi masalah sosial, baik itu membina atau memberikan sosialisasi agar tidak mengabaikan hak anak.

“Harus dicarikan solusinya, agar tidak berlarut-larut. Jangan sampai anak yang masih dibawah umur jadi tameng untuk mencari keuntungan oleh orang tuanya, hal itu sangat disayangkan, Dinas terkait harus turun, agar kondisi itu tidak menjadi pandangan negatif,” tambah Susi lagi.

Sementara itu saat disinggung apakah sebaiknya ada penertiban ataupun imbauan dilakukan Pemko Palangka Raya melalui instansi terkaitnya, menurut Susi alangkah baiknya pihak terkait dapat melakukan penertiban secara persuasif dan pendekatan secara kekeluargaan serta harus memperhatikan kemanusiaan.

“Harus secara kekeluargaan, bila melakukan penertiban. Terutama menjelaskan baik tidaknya cara itu untuk mencari nafkah. Pihak terkait juga harus mendata apakah para badut itu asli warga Palangka Raya atau pendatang yang meminta-minta dengan cara berpindah-pindah, sehingga bisa dicari solusinya,” tutup Susi.rgb