Willy: Pemerintah Tidak Fokus, Infrastruktur Jalan Rusak Hambat Pemasangan Listrik
PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID- Percaya atau tidak Kalimantan Tengah dalam hal kelistrikan dinilai dalam kategori ketertinggalan. Kendati telah mengalami over supply (surplus daya), namun masih banyak wilayah dan desa di provinsi ini belum terjamah oleh listrik.
Hal itu diungkapkan Anggota DPR RI Dapil Kalteng dari Komisi VII Willy M Yoseph, ketika berkunjung ke HU Tabengan, belum lama ini.
Menurut Willy, dari data yang dipaparkan, memprihatinkan masih ada 15 ibu kota kecamatan di Kalteng masih belum masuk jaringan listrik. Terkait itu sebagai tupoksi pihaknya di Komisi VII, yaitu Minerba, Riset dan Teknologi, menjadikan seluruh Kalteng menjadi “terang” merupakan target yang mesti sicapai. Dia juga menjelaskan, dari sudut pandang daya, Kalteng dapat dikatakan sudah surplus.
Detailnya, ujar dia, 50 persennya sudah tergunakan, sementara 50-nya lagi tersimpan di konektivitas pembangkit listrik pada beberapa daerah tidak digunakan. Contohnya seperti di Bengkanai, Pulang Pisau ataupun di Tumbang Kajuei, Kabupaten Gunung Mas
“Kami di Komisi selama ini terus bergerak, agar seluruh wilayah di Kalteng bisa menikmati listrik. Tentunya bersama PLN juga, banyak desa yang sudah masuk jaringan listriknya. Namun untuk mewujudkan keseluruhan, dalam waktu cepat masih terkendala beberapa hal,” ucapnya.
Kendati demikian, kata Willy, pada 2022, atas usaha pihaknya ratusan desa berhasil ada listrik. Diceritakan, masalah utamanya adalah infrastruktur. Kalteng memiliki wilayah yang luas, dengan medan serta kondisi daerah yang berbeda-beda. Bahkan persoalan itu membuat distribusi atau pengangkutan bahan baku listrik menjadi terkendala.
“Yang jadi pertanyaan, bagaimana membawa tiang-tiangnya, atau menarik kabelnya, sementara infrastruktur jalannya belum ada atau bahkan belum maksimal,” keluhnya.
Masalah infrastruktur ini, tegasnya, menjadi kewenangan dan tugas dari pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten. Hal ini bukan menjadi urusan dari PLN.
Terkait itu dirinya menceritakan pernah mengundang dan berdiskusi bersama, bahkan mengingatkan kepala daerah, dalam memaksimalkan infrastruktur di wilayahnya masing-masing. Tujuannya, agar ada akses bagi distribusi dan pelaksanaan pemasangan jaringan listrik di perdesaan. Sayangnya kendala ini masih belum tertuntaskan bagi pemerintah setempat, hingga saat ini.
“Kami menginginkan semua desa masuk jaringan PLN, asalkan infrastrukturnya dipersiapkan. Ternyata masih belum bisa kami wujudkan itu, karena masih ada 100 desa di Kalteng yang belum terkoneksi daratannya. Kalteng ini luas, namun anggarannya terbatas. Ini juga jadi persoalan. Padahal saya sering mengingatkan pemerintah daerah, baik di provinsi maupun kabupaten, agar fokus dalam hal infrastruktur,” jelasnya.
Willy juga menuturkan, pihaknya saat ini juga tengah menggencarkan pemasangan BTS di berbagai wilayah blank spot, tujuannya agar SDM di Kalteng bisa lebih baik. Karena tanpa adanya jaringan telekomunikasi, kualitas SDM juga sangat rendah, minim pengetahuan dan informasi terkini. Hal ini juga berperan membuka isolasi agar suatu daerah bisa lebih maju. drn