PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Hampir setiap kali hari raya besar keagamaan, sering kali terjadi kenaikan harga kebutuhan bahan pokok di pasar. Penyebabnya, karena permintaan barang yang melonjak tinggi atau bisa karena kelangkaan barang.
Kondisi yang biasanya terjadi di lapangan, masyarakat yang alami kekhawatiran berlebih akan membeli barang dengan jumlah banyak atau dikenal dengan istilah panic buying.
Namun Sekretaris Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palangka Raya Noorkhalis Ridha berpandangan aksi masyarakat melakukan panic buying ini memiliki dampak negatif dan positif.
Dampak positifnya, pembelian dalam jumlah banyak, terutama di hari raya bisa dipandang sesuatu yang positif.
“Kalau dalam hari-hari besar, khususnya hari raya Idul Fitri, perilaku berbelanja berlebih itu bukan panic buying, itu hal yang positif bahkan bisa tekan inflasi. Berbeda dengan kondisi masyarakat melakukan panic buying karena kondisi ekonomi tertentu atau bencana,” beber Noorkhalis, Kamis (13/4).
Nookhalis melihat, dalam momen menyambut hari raya Idul Fitri, aksi panic buying yang dilakukan justru menunjukkan semangat masyarakat untuk memulai hal yang baru.
“Dengan semangat Idul Fitri karena ini merayakan kemenangan, sehingga masyarkat ingin turut serta untuk merayakan kemenangan tersebut,” imbuhnya.
Legislator dari PAN ini menambahkan kalau fenomena ini justru baik untuk pertumbuhan ekonomi di masyarakat, dan diharapkan dapat membantu mengurangi inflasi. Artinya bukan hal yang negatif. yml