BUDAYA  

BALOGO-Permainan Tradisional dari Tempurung Kelapa yang Mendebarkan

BALOGI- Salah satu peserta saat memperlihatkan kemampuannya dalam Balogo
PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Satu lagi permainan khas suku Dayak di Kalimantan Tengah (Kalteng), yakni Balogo. Permainan ini, lazimnya dimainkan.oleh 2 orang atau lebih. Pada Festival Budaya Isen Mulang (FBIM), permainan Balogo dalam 1 tim berjumlah 3 orang. Setiap tim diberikan kesempatan atau waktu yang sama, untuk menjatuhkan Logo yang dipasang oleh dewan juri.
Balogo adalah sebauh permainan yang terbuat dari tempurung kelapa. Semakin tebal tempurung kelapa, maka akab semakin baik untuk dijadikan Logo. Tidak hanya memiliki berat, tapi juga tahan dalam menghantam Logo-Logo yang dipasang. Alat lain yang digunakan adalah sebilah bambu, yang dibuat tipis meruncibg pada ujungnya, dengan panjang sekitar 30 cm.Teknik bermainnya, ada 2 tim yang diundi, siapa yang akan pertama bermain.
Setiap Logo yang akan diserang, oleh panitia dipasang sebanyak jumlah pemain dalam 1 tim, yakni 3 logo. Jarak antara 1 Logo dengan Logo lainnya sekitar 3 meter. Sementara jarak dari garis serang ke Logo terdepan sejauh sekitar 10 meter. 1 pemain akan mengincar satu Logo, dengan cara melesatkan Logo yang dimiliki menggunakan sebatang bambu. Mekanismenya, peserta meletakan Logo digaris serang, kemudian pada ujung belakang Logo ditempelkan bambu pada bagian runcingnya. Kemudian Logo dipukul menggunakan telapak tangan, sehingga melesat mendekati Logo sasaran.
Semakin dekat dengan sasaran, maka semakin mudah untuk menghantam sasaran, sehingga meraih nilai. Nilai tertinggi diperoleh, apabila peserta mampu melesatkan Logo dari garis serang, dan langsung mengenai sasaran. Setiap tim diberikan waktu antara 3-5 menit untuk mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya, dengan cara menyerang Logo sasaran.
Permainan ini semakin mendebarkan, mana kala pemain ketika melesatkan Logo, justru meleset dari sasaran, atau hanya mengenai sedikit. Tidak hanya peserta, bahkan penontonpun kecewa ketima pemain gagal mengenai Logo sasaran. Permainan ini menjadi salah satu yabg dilombakan, sebagai upaya pelestarian budaya daerah.
Vina (18), mengakui, permainan Balogo seperti terlihat sepele. Hanya menghempaskan sebuah benda yang terbuat dari tempurung kelapa, sampai mengenai sasaran. Padahal, diperlukan teknik tinggi berupa ukuran tenaga yang akan digunakan, sehingga Logo tidak melesat terlalu jauh. Dan juga, konsentrasi untuk mengenai target dengan sebaik mungkin.
Kena dan tidak kena, kata Vina, sebuah hasil yang sangat mendebarkan prosesnya. Tapi, semua itu harus dinikmati, demi mencapai target yang diinginkan. Memainkan permainan Balogo sangat menyenangkan, dan menghibur. Kita juga dituntut untuk terus bergerak.
Winda (25) menyampaikan hal serupa, permainan yang sederhana namun diperlukan kepiawaian. Terlepas dari menang dan kalah, permainan ini menjadi wadah untuk saling silaturahmi, dan memperkuat persaudaraan. Sebab, peserta tidak hanya dari satu daerah, tapi banyak daerah di Kalteng. Sungguh beruntung dapat memainkan permainan ini dengan disaksikan banyak orang.ded