PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Universitas Palangka Raya (UPR) kembali mencetak sarjana baru. Sidang Terbuka Senat UPR Wisuda Program Pascasarjana dan Sarjana Periode Bulan Agustus Tahun 2023 digelar di Aula Palangka UPR, Kamis (31/8) pagi.
“Mahasiswa yang diwisuda hari ini adalah sebanyak 1.262 orang, dan yang menyandang cumlaude sebanyak 238 orang, naik dibanding bulan April 2023 lalu yakni 149 orang,” ungkap Rektor UPR Prof Salampak.
Mahasiswa cumlaude berarti lulus dengan pujian karena memiliki prestasi akademik dan memenuhi segala syarat dari kampus. Rektor berharap, dengan gelar akademis yang disandang dan dengan kompetensi yang diraih, setiap lulusan UPR dapat mengamalkan ilmu yang dimiliki menapak karie dan kembali ke tengah masyarakat, serta memberikan kontribusi yang terbaik untuk bangsa dan negara.
Dia menambahkan, sebuah keberhasilan selain ditentukan oleh kemampuan akademis, juga ditentukan oleh kedewasaan perilaku, kemandirian dan kerja keras.
“Masyarakat dan bangsa ini menantikan kontibusi kalian, jagalah almamater UPR dimana pun kalian berada,” pesan Salampak.
Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Kemasyarakatan dan SDM Suhaemi yang hadir pada Sidang Terbuka Senat UPR Wisuda Program Pascasarjana dan Sarjana Periode Bulan Agustus Tahun 2023, mengaku bangga karena UPR sebagai salah satu universitas terbesar dan tertua di Kalteng mewisudakan lebih dari 1.000 orang.
Suhaemi yang juga Wakil Ketua Pengurus Ikatan Alumni UPR berharap, para lulusan ini dapat terserap sebagai tenaga kerja. Para wisudawan sebaiknya jangan hanya berharap bekerja di pemerintahan karena posisinya sangat terbatas.
“Mereka bisa mengimplementasikan ilmu pengetahuannya selama mengemban pendidikan di perguruan tinggi dan membuka lapangan kerja, bukan menjadi pencari kerja tetapi bisa kreatif membuka lapangan kerja baru di Kalimantan Tengah,” kata Suhaemi.
Sementara itu, salah satu mahasiswa UPR lulusan Fakultas Kedokteran Nur Rahmi Qonita menyatakan keyakinannya bahwa lulusan UPR, khususnya Fakultas Kedokteran UPR, tidak kalah dengan perguruan tinggi di luar Kalteng. Dia menyebut meski ilmu mereka sama, namun terkadang mahasiswa terkendala pada fasilitas.
“Semoga nantinya fasilitas-fasilitas Fakultas Kedokteran di UPR bisa sebaik Fakultas Kedokteran yang di Jawa, dan kami bisa maju bersama sehingga sama kualitasnya,” pungkas Rahmi. dre