Demokrat Kalteng Usul Dukung Ganjar Pranowo  

Ketua DPD Partai Demokrat Kalteng Nadalsyah

MUARA TEWEH/TABENGAN.CO.IDPartai Demokrat secara resmi menyatakan diri keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Keluarnya Partai Demokrat ini, buntut dari tidak jadinya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai bakal calon wakil presiden, mendampingi Anies Baswedan.

Keluarnya Partai Demokrat dari KPP, segera direspons daerah. Ketua DPD Partai Demokrat di berbagai provinsi, bergerak cepat dalam mengambil sikap, dan keputusan, termasuk DPD Partai Demokrat Kalimantan Tengah (Kalteng).

Sekarang ini, hanya terdapat 2 koalisi yang tersedia untuk dapat bergabung. Koalisi dengan PDI Perjuangan, dengan mengusung Ganjar Pranowo. Atau, bergabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), yang mengusung Prabowo Subianto.

Bagi Ketua DPD Partai Demokrat Kalteng Nadalsyah, ada sejumlah pertimbangan atas kedua pilihan.  Bagi Kalteng, jelas H Koyem sapaan akrab H Nadalsyah, Partai Demokrat Kalteng banyak mengarah ke PDI Perjuangan, yang mengusung Ganjar Pranowo.

Mengapa tidak ke Partai Gerindra? Itu pernah dilakukan dan hasilnya kurang menyenangkan. Langkah Partai Demokrat Kalteng ini seirama dengan keputusan DPD Partai Demokrat se-Indonesia yang setuju bergabung dengan PDI Perjuangan.

“75 %  ketua DPD Partai Demokrat se-Indonesia setuju jika partai Demokrat bergabung dengan Partai PDI Perjuangan. Saya menegaskan  selaku Ketua DPD Partai Demokrat Kalimantan tengah dengan tegas mengusulkan kepada DPD Partai Demokrat Pusat, untuk berkoalisi dengan PDI Perjuangan. Dan 75 persen ketua DPD se Indonesia juga pemikiran yang sama mengusulkan bergabung dengan PDI P,” kata Koyem, saat diminta komentarnya terkait sikap Partai Demokrat paska keluar dari KKP, baru-baru ini di Muara Teweh.

Menurut Koyem, koalisi yang digalang Partai Demokrat bersama PKS, dan Nasdem, berakhir kurang begitu  menyenangkan bagi Partai Demokrat. Satu tahun lebih bersama mereka bergandengan tangan yang baik. Tapi,  begitu  Partai Demokrat ditinggalkan, membuat Partai Demokrat keluar dari koalisi.

“Keluarnya Partai Demokrat dari KPP, sering kali dipertanyakan kemana akan berlabuh. Kali ini kita coba lagi berkoalisi dengan Partai PDI P yang mengusung Ganjar Pranowo. Itu saran-saran kami dari ketua DPD Partai Demokrat se-Indonesia,” tutup Koyem.c-hrt