Tuhan Satu-Satunya Pribadi yang Disembah, Mazmur 113:1-9

Oleh: Frans A. S. Bratasiwaya, S. Th.

Dalam perjalanan kehidupan manusia di bumi, kita dapat mengenal 3 kelompok manusia. Pertama, manusia yang menolak Tuhan atau ateis. Kedua, manusia yang tidak peduli dengan Tuhan walaupun dia percaya Tuhan ada. Ketiga, manusia yang percaya dan menaati Tuhan sebagaimana tuntunan Kitab Suci. Ketiga kelompok ini ada dan tinggal diantara kita. (Di posisi manakah kita?). Dalam kenyataannya kelompok kesatu dan kedua secara nyata mempengaruhi dan merongrong kehidupan iman orang-orang yang berada pada kelompok ketiga.

Acapkali pilihan dan keputusan kehidupan orang yang percaya kepada Tuhan menghadapi tantangan dan tekanan dari orang-orang yang menolak maupun mengabaikan Tuhan. Sebagai contoh Si Budi hendak pergi ke gereja sebagai baktinya kepada Tuhan, namun Si Fulus mempengaruhi Budi untuk tidak pergi ke gereja dengan alasan mencari uang lebih penting dari beribadah dan hal ini dikuatkan oleh Si Teis yang menyatakan bahwa pendapat Si Fulus benar, semua hanya bisa dikerjakan sendiri, tidak perlu Tuhan, tidak bekerja bagaimana mau mendapatkan uang?.

Dan banyak hal lain yang bisa kita temukan dalam kehidupan manusia kondisi-kondisi yang menyerupai seperti contoh tersebut. Oleh sebab itu berdasarkan Mazmur 113 , maka kita akan belajar dan diajak untuk memiliki kehidupan yang percaya dan mengandalkan Tuhan. TUHAN adalah satu-satunya Pribadi yang harus disembah.

Berdasarkan Mazmur 113:1-9, maka kita dapat menemukan 3 alasan mendasar yang mengungkapkan fakta bahwa TUHAN adalah satu-satunya Pribadi yang harus disembah.

  1. Fakta bahwa TUHAN adalah Pencipta semesta (Ay.3). Dalam ayat 3 dikatakan bahwa “Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama TUHAN”. Ayat ini telah mengungkapkan sebuah pengakuan akan kedaulatan Tuhan atas benda ciptaan Tuhan dan waktu yang ada dalam kehidupan manusia. Bahwa manusia memiliki batas waktu kehidupan sedangkan Tuhan dari awal adanya waktu dan sampai berakhirnya waktu Dialah objek penyembahan itu. Dalam kitab Wahyu 1:8 dikatakan ” AKU adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Maha Kuasa. ” Oleh sebab itu dengan kenyataan ini maka sudah sepantasnya manusia yang terbatas ini memuliakan Pribadi Yang Maha Kuasa itu. Dialah Yesus Tuhan Pencipta langit dan bumi.
  2. Fakta bahwa Allah maha tahu dan mengasihi orang yg lemah dan hina. (Ay. 5-7) Kenyataan lain yang tidak bisa dipungkiri adalah fakta bahwa orang miskin dan kaya selalu ada dan tidak pernah habis. Seberapa banyak pun orang sukses dan motivator ekonomi tidak mampu menjadikan semua manusia kaya, dan juga menghabiskan orang miskin. Kenyataan ini lantas tidak menjadikan kita pasif dan pasrah, justru mengajak dan menyadarkan kepada kita bahwa hidup manusia ada di tangan Tuhan. Maka sikap kita adalah berserah dan hidup menurut tuntunan Tuhan dan kebenaranNya. Kesuksesan itu adalah milik Tuhan. Dan Dia memberikannya kepada orang yang takut akan Dia. Dalam Mazmur 127:2 dikatakan “Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah–sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur”. Sebab itu, kasihilah Tuhan, sembahlah Dia sebagai satu-satunya Tuhan dan Penguasa dalam hidup kita.
  1. Fakta bahwa Tuhan ber Otoritas (Ayat 9). Tuhan lah yang mengatur kehidupan manusia. Apa yang mustahil bagi manusia tidak mustahil bagi Tuhan. Dalam ayat 9 dikatakan bahwa “Ia mendudukkan perempuan yang mandul dirumah, sebagai ibu anak-anak, penuh sukacita. Haleluya! ” Ayat ini sangat jelas menunjukkan apa yang dipandang buruk dalam pandangan manusia sanggup diubah kan menjadi sesuatu yang ajaib. Dalam Alkitab ada 3 contoh pribadi yang mengalami mujizat dari mandul menjadi bisa mengandung dan melahirkan yaitu Sara, Hana dan Elisabet. Jika dari lahir kehidupan manusia adalah mujizat, mengapakah kita tidak bersyukur dan menyadari bahwa hidup kita ini adalah keajaiban? Oleh sebab itu sembah lah Tuhan.

Tiga fakta telah diungkapkan oleh Mazmur 113 bagi kita saat ini. Menjadi perenungan bagi kita, persoalan apakah yang ada dalam hidup kita yang tidak bisa diselesaikan Tuhan? Jika Allah sedemikian mengasihi kita bahwa Dia juga penentu seluruh kehidupan manusia, mengapakah kita harus mengeluh dan bahkan stres menghadapi kehidupan ini? Tekanan pasti ada tetapi Tuhan diatas segalanya! Sebab itu mari kita menyembah Dia.

Agungkan dan muliakan Tuhan dalam kehidupan kita. Tunjukkan kepada dunia bahwa kehadiran Tuhan nyata bagi setiap orang. Ijinkan Tuhan memakai hidup kita menjadi pertanda bahwa TUHAN adalah satu-satunya yang harus disembah.

)* Penulis: Gembala Komsel Salt and Light, GBI Galilea Palangka Raya, Sekretaris PGLII Kota Palangka Raya