PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Konferensi Gereja dan Masyarakat Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (KGM PGI) Tahun 2023 telah selesai dilaksanakan. Penutupan KGM PGI 2023 berlangsung dengan hikmat dan meriah, Jumat (10/11). Diawali dengan ibadah singkat, pesan dan kesan mendalam dirasakan oleh seluruh peserta KGM PGI yang berasal dari anggota PGI seluruh wilayah Indonesia.
Albertus Patty, Ketua Steering Committee, mengungkapkan, melalui KGM PGI diharapkan gereja-gereja sadar akan situasi dunia, selanjutnya menjadi kreatif tapi juga punya integritas, iman yang teguh, spiritual yang kokoh dan intelektualitas yang tinggi, sehingga tetap mampu menjadi sumber jawaban bagi persoalan dunia.
Pelaksanaan KGM PGI merupakan salah satu wujud tanggung jawab gereja dalam menjawab persoalan-persoalan yang ada dalam masyarakat. Adapun isu-isu yang sudah diangkat selama konferensi antara lain Perkembangan Geopolitik Dunia dan Relevansinya dengan Indonesia, Pembangunan IKN dan Kepastian Keberlangsungan Ekosistem, Ekologi dan Perubahan Iklim, Tantangan HAM dan Kepastian Hukum di Indonesia, Kebijakan Pembangunan Nasional Kelompok Rentan (Perempuan, Anak, Disabilitas, LGBTQ, Indigenious Groups, Masyarakat Adat dan Kelompok Marginal).
Seluruh hasil pleno yang telah didiskusikan selama konferensi dipersiapkan untuk diputuskan dalam Sidang Raya XVIII PGI di Toraja pada November 2024.
Drs Hardy Rampai MSi dalam sambutan penutupnya menyampaikan, persoalan-persoalan yang dihadapi gereja, terkhusus yang ada di wilayah Kalimantan, pada masa kini semakin berat. Untuk itu gereja perlu segera bertindak untuk menjawab persoalan tersebut. Pada kesempatan tersebut Hardy juga mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada PGI yang telah mempercayakan panitia daerah dapat melaksanakan KGM PGI 2023.
“Terima kasih juga kepada seluruh peserta konferensi, kehadiran bapak ibu tentunya membawa hal yang positif bagi Gereja Kalimantan Evangelis dan Provinsi Kalimantan Tengah,” ungkap Hardy.
Selanjutnya, Majelis Pengurus Harian PGI, Pdt. Bambang Widjaja, menyampaikan terima kasih kepada Majelis Sinode Gereja Kalimantan Evangelis dan seluruh Panitia Pelaksana KGM PGI 2023.
“Empat hari acara berlangsung, meskipun sangat padat, namun sambutan yang begitu hangat, penuh dengan kekeluargaan, tiga-empat hari ini terasa berlangsung sangat cepat,” kata Bambang.
Acara penutupan juga diselingi dengan penyerahan cenderamata khas Dayak berupa syal benang bintik, lawung dan sumping dengan motif batang garing. Dan akhir dari seluruh rangkaian acara penutupan seluruh peserta bersama-sama menari manasai dan diiringi dengan lagu-lagu daerah lain dari seluruh wilayah Indonesia. fasb