PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menindaklanjuti program dari Kementerian Kesehatan terkait deteksi dini penyakit tidak menular (PTM) diabetes melitus (DM).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng dr Riza Syahputra menyebut, berdasarkan data DM sepanjang 2023, total yang berasal dari data Puskesmas 14 kabupaten/kota sebanyak 1.332 kasus. Data tersebut belum termasuk jumlah yang terdapat pada rumah sakit.
“Kalau orang dahulu itu makanannya seimbang, ada karbohidrat, protein, lemak, vitamin, berbeda dengan sekarang konsumsi mi juga ditambahkan nasi. Sebenarnya itu kan serba karbohidrat. Dari itulah penyebab utama banyak warga Kalteng yang mengalami DM,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, baru-baru ini.
Riza mengungkapkan, kasus DM kemungkinan besar akan terus bertambah, seiring tren perkembangan zaman. Mengingat pola hidup yang sudah berubah seperti konsumsi makanan cepat saji yang cenderung tidak sehat.
“Menurut teori yang ada, selain kurangnya PHBS dan olahraga tidak teratur, DM dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik yang berisiko 6 kali lipat terinfeksi daripada orang yang tidak memiliki keturunan DM,” sebutnya.
Menurut dia, telah ada peningkatan penyakit DM dari tahun ke tahun. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), ditambah dengan olahraga yang tidak teratur.
Dijelaskan Riza, DM merupakan jumlah insulin di dalam tubuh manusia yang diproduksi oleh pankreas. Dari segi kuantitas atau kualitas insulin yang kurang bagus. Hormon insulin tersebut mestinya mengontrol kadar gula darah atau yang disebut glukosa dalam tubuh. Caranya dengan memberi sinyal pada sel lemak, otot, dan hati untuk mengambil glukosa dari darah dan mengubahnya menjadi glikogen.
“DM itu sebenarnya insulin di dalam tubuh seseorang yang tidak cukup jumlahnya, atau memiliki kualitas yang kurang bagus. Karena hampir setiap makanan itu sebenarnya menghasilkan gula, baik itu teh manis, kopi. Dari situ tubuh mekanismenya menurunkan, karena gula dalam tubuh yang tinggi tidak bagus bagi organ-organ tubuh dan memicu penyakit yang lain,” ujarnya.
Ia menyampaikan, untuk mencegah penyakit DM dapat dilakukan melalui penerapan PHBS, olahraga rutin, konsumsi makanan bergizi. Dalam standar Kementerian Kesehatan, asupan gula tidak lebih dari dua sendok makan setiap harinya.
Selain itu, olahraga rutin juga penting, dapat melalui olahraga yang paling sederhana, yakni jalan sehat yang bermanfaat mengurangi timbunan gula yang terdapat pada tubuh manusia.
“Terlepas kita memiliki keturunan DM atau tidak, kalau gulanya banyak sedangkan gerak tubuh tidak ada lambat laun tidak menutup kemungkinan juga dapat terkena DM,” tutupnya. ldw