CHONGQING/tabengan.com – Seorang penderita gangguan jiwa di Chongqing, China, akhirnya bisa kembali pulang ke rumahnya. Pria yang selama satu tahun terakhir dirawat oleh otoritas setempat itu dapat merasakan hangatnya pelukan keluarga berkat teknologi pengenalan wajah yang tengah berkembang di China.
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) itu ditemukan tengah berkeliaran tanpa arah di sebuah terowongan di Stasiun Kereta Api Chongqing pada Januari 2017. Saat ditemukan, pria itu terlihat linglung. Ia hanya meminta uang sambil menggumam ketika dihampiri oleh petugas.
Melansir dari South China Morning Post, Rabu (18/4), pria yang namanya sempat dirahasiakan itu kemudian dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Setelah kondisinya lebih baik, ia masih tidak bisa menyebutkan dari mana asalnya.
Staf rumah sakit kemudian mencari namanya di basis data penduduk Provinsi Sichuan. Sebab, pria itu berbicara dalam aksen yang sama dengan penduduk di Sichuan. Namun, upaya tersebut juga tidak berhasil.
Pejabat terkait lantas menghubungi perusahaan teknologi yang tengah mengembangkan teknologi pengenalan wajah bersama pemerintah daerah setempat. Wajah pria itu lantas dikirim ke perusahaan teknologi.
Setelah melalui pemindaian, perusahaan teknologi itu berhasil menemukan namanya dari catatan dinas kependudukan. Pria tersebut akhirnya diketahui bernama Liangshan Yi, berusia 31 tahun, dari sebuah prefektur di Sichuan.
Liangshan lalu dibawa ke tempat penampungan sementara di prefektur tersebut untuk kemudian dijemput oleh pihak keluarga. Saudara laki-laki Liangshan Yi mengaku sangat bersyukur akhirnya pria itu dapat ditemukan dan kembali ke rumah dengan selamat, setelah hilang selama satu tahun lebih.o-zon